BOLASPORT.COM - Tiga pertandingan menunggu Manchester United sampai November ini habis, tetapi masihkah mereka dilatih Ole Gunnar Solskjaer?
Manchester United memasuki periode jeda internasional dengan modal kemenangan 3-1 di kandang Everton pada duel terakhir di Liga Inggris.
Hasil yang bagus untuk melepaskan beban berat di pundak Ole Gunnar Solskjaer sejenak.
Hanya, itu diyakini belum cukup menggaransi kelanjutan sang pelatih di balik kemudi Setan Merah.
Dari pengalaman sebelumnya, United belum menemukan kunci konsistensi mempertahankan grafik performa positif.
Musim ini saja, jatuh-bangunnya Setan Merah sudah terjadi beberapa kali.
Baca Juga: 7 Tujuan Potensial Cristiano Ronaldo andai Tinggalkan Juventus, Para Mantan Bisa Menggoda
Baca Juga: Everton vs Manchester United - Solskjaer Belum Merasa Klubnya Krisis
Selepas dipermalukan Crystal Palace 1-3 di laga perdananya di Liga Inggris musim ini, United bangkit merangkai 3 kemenangan beruntun.
Luton Town (3-0) dan Brighton & Hove Albion (3-2, 3-0) jadi korban pelampiasan Marcus Rashford dkk.
Namun, mereka dipaksa jatuh lagi dengan keras karena dibantai Tottenham di laga berikutnya (1-6).
Wacana bangkit menyeruak lagi dengan bukti catatan 3 kemenangan dan 1 seri dalam 4 partai selanjutnya.
Sepasang di antaranya dipetik di Liga Champions atas PSG (2-1) dan RB Leipzig (5-0).
Kemudian MU malah terjerembap lagi akibat dua kekalahan beruntun dari Arsenal dan debutan Liga Champions, Istanbul Basaksehir.
Karena problem inkonsistensi ini, wajar bila kemenangan teranyar atas Everton dikhawatirkan malah menjadi pemicu hasil buruk United berikutnya.
Apalagi, rumor kedatangan Mauricio Pochettino semakin keras menggedor pintu Old Trafford.
Baca Juga: Legenda Man United Sebut Rumor Pochettino Lukai Solskjaer
Dalam tiga partai pasca-jeda internasional, United masih punya 3 pertandingan di sisa November.
Anak asuh Solskjaer akan menyambut West Bromwich (21/11/2020) dan Istanbul Basaksehir (24/11/2020) di Old Trafford, plus sowan ke markas Southampton (29/11/2020).
Dalam kondisi normal, United semestinya bisa melalui tiga partai tersebut dengan hasil meyakinkan.
Namun, tidak demikian jika mempertimbangkan faktor anomali pada musim aneh penuh kejutan ini.
West Brom yang hanya menempati peringkat 18 di klasemen Liga Inggris bisa berubah seperti raksasa dengan memanfaatkan jebloknya performa kandang United.
Setan Merah hanya memetik 1 angka dari 4 partai di Old Trafford musim ini.
Kutukan kandang itu coba dimanfaatkan kembali oleh Istanbul, yang sukses menekuk United di pertemuan pertama fase grup Liga Champions.
Terakhir, Southampton kini sedang ganas-ganasnya di papan atas dan malah bersaing untuk menduduki puncak klasemen.
Baca Juga: Banyak Ngeluh, Solskjaer Sama Saja dengan Jose Mourinho dan Arsene Wenger
Kalau masih dipertahankan, Solskjaer harus semakin akrab dengan tuntutan pemecatan yang disuarakan di sana-sini jika belum juga bikin tim stabil.
Eks tangan kanan Sir Alex Ferguson di MU, Steve McClaren, menilai kritik buat Solskjaer sebenarnya sudah muncul sejak awal kehadirannya di kursi pelatih.
"Musim lalu, dia menghadapi dua atau tiga kali (tuntutan pemecatan). Namun, mereka mengakhiri musim sangat baik dan memulai musim ini sangat buruk, jadi sekarang juga sudah mengalaminya dua atau tiga kali," ucapnya.
"Sebagai seorang manajer, hasil seperti kemenangan di Everton sungguh melegakan. Anda bisa bernapas serta tidur tenang untuk beberapa minggu, tetapi kemudian itu (kritik) mulai lagi," tutur dia.
Pelatih kawakan yang terakhir menukangi QPR pada 2018-2019 itu berharap United mendapatkan momen titik balik dengan melanjutkan performa seperti di Everton.
"Kuncinya sekarang adalah beristirahat dan kembali setelah jeda internasional dengan kondisi fit, serta mulai bermain stabil seperti itu dan memenangi pertandingan secara konsisten," katanya lagi, dikutip BolaSport.com dari Talksport.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | TalkSport.com, Goal.com/en |
Komentar