BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, mengungkap rahasia di balik kepiawaiannya bermain bulu tangkis.
Kento Momota merupakan atlet tepok bulu andalan Jepang yang sempat diproyeksikan untuk meraih medali emas pada Olimpiade Rio 2016.
Akan tetapi, rencana itu urung terwujud karena Momota terlibat kasus judi ilegal bersama rekannya, Kenichi Tago.
Asosiasi Bulu Tangkis Jepang (Nippon Badminton Association/NBA) lantas menjatuhi sanksi larangan main kepada Momota dan Tago.
NBA juga tega mencoret nama Momota dari daftar pemain bulu tangkis nasional Jepang.
Baca Juga: Joan Mir Dinilai Juga Sudah Kalahkan Marc Marquez pada MotoGP 2020
Namun, Kento Momota tidak patah arang.
Menurut media Jepang, Momota banyak menghabiskan masa hukumannya dengan berlatih fisik, satu hal yang jarang dia lakukan sebelum terjegal kasus judi ilegal.
Hasilnya pun positif.
Saat NBA mencabut sanksinya, Momota tetap berada dalam kondisi fisik yang bagus.
Dia pun melakoni debut comeback-nya dengan baik dan perlahan kembali ke jajaran pemain elite hingga menempati peringkat kesatu dunia.
Momota juga menjadi salah satu andalan Jepang dalam meraih medali emas pada Olimpiade Tokyo mendatang.
Baca Juga: Lawan Marc Marquez, Joan Mir Bisa Rengkuh Lebih Banyak Gelar
Menjawab pertanyaan banyak pihak, Kento Momota pun mengungkap kunci suksesnya selama ini.
"Saya berlatih sendiri setiap malam. Itu rahasia saya," ucap Momota dalam wawancara di TV show di Jepang, dikutip dari laman resmi BWF.
Saat ini, Kento Momota masih menempati peringkat kesatu dunia setelah Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) membekukan peringkat dunia karena pandemi virus Corona alias Covid-19.
Momota terbilang beruntung karena di luar pandemi Covid-19, dia sebetulnya tidak bisa mengikuti sejumlah turnamen karena mengalami cedera pasca-kecelakaan di Malaysia, Januari lalu.
Turnamen terakhir yang diikuti Momota pada tahun ini ialah Malaysia Masters 2020.
Baca Juga: Max Verstappen dan Charles Leclerc Masih Hijau untuk F1 GP Turki 2020
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BWF |
Komentar