BOLASPORT.COM - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, merasa miris dengan kenyataan ada pemain di Indonesia yang harus beralih profesi selama pandemi Covid-19.
Situasi pandemi Covid-19 membawa kesulitan tersendiri bagi sejumlah pemain sepak bola di Indonesia.
Tidak adanya pertandingan dan pemotongan gaji membuat beberapa pemain terpaksa beralih profesi di tengah pandemi Covid-19.
Tak jarang ada pemain-pemain Tanah Air yang memilih fokus berbisnis dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Juventus Anti-Italia, Tanpa Pemain Bertahan Lokal untuk Pertama Kali dalam 123 Tahun!
Beberapa pemain juga memutuskan untuk berjualan, mulai dari menu buka puasa hingga beras, untuk menambah pendapatan.
Bahkan, sempat dikabarkan ada seorang pemain di Sumatera Utara yang terpaksa menjadi satpam bank hanya demi dapur rumahnya tetap mengebul.
Situasi demikian membuat pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, merasa miris.
Juru taktik asal Belanda itu merasa prihatin dengan kenyataan banyak pemain harus mencari sumber pendapatan lain karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: Buka Pendaftaran Baru, Akademi PSS Sleman Bertekad Lahirkan Kevin De Bruyne
"Kami berbicara mengenai kehidupan banyak orang yang terlibat di sepak bola," ucap Robert dilansir Bolasport.com dari Kompas.
"Kami tidak mendapat pemasukan yang normal, banyak orang terdampak karena itu," katanya menambahkan.
Robert menjelaskan bahwa situasi di Persib Bandung tidak jauh berbeda.
Banyak pemain Maung Bandung kesulitan hidup dengan gaji hanya 25 persen dari nilai kontrak.
Baca Juga: Bruno Fernandes Rela Tak Hattrick demi Kasih Penalti ke Marcus Rashford
Oleh sebab itu, bukan hal yang aneh bila Kim Kurniawan Cs harus sibuk mengelola bisnis di sela-sela agenda latihan mandiri.
"Kami hidup dengan gaji 25 persen dan tidak banyak orang yang bisa bertahan," ucap Robert.
"Kalian bisa lihat ada cerita pemain menjadi penjaga bank, membuka usaha atau ada juga yang sudah menjual barang-barangnya," ucap Robert.
Baca Juga: Mike Tyson Bertarung Lagi, Raja KO Masa Lalu: Ini Kegilaan Sementara
"Jadi, terlihat kami seolah menjadi korban meskipun tidak bersalah. Tidak banyak yang bisa dilakukan karena covid," ujarnya lagi.
Melihat kondisi tersebut, mantan pelatih PSM Makassar itu sangat berharap supaya rencana menggelar Liga 1 2020 pada Februari 2021 tidak dibatalkan lagi.
Kompetisi menjadi satu-satunya penyelamat bagi banyak insan di Indonesia yang hidupnya bergantung pada sepak bola.
"Jadi, kami menunggu kapan kompetisi bisa benar-benar bisa kembali berjalan agar kami bisa berlatih dan mulai bermain sepak bola lagi," tutupnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar