Saat itu, pemain 23 tahun tersebut diminta untuk memakan kemenyan yang sudah disiapkan.
"Saya pernah bermain di Jampang Surade (wilayah Sukabumi), saat itu disuruh makan kemenyan. Tapi saya tidak makan, karena takut sakit perut."
"Pernah pula disuruh baca selembaran kertas yang telah ditulis sebelum pertandingan. Tapi saya tidak selesai baca. Kepanjangan," terangnya.
Redi mengaku bahwa dirinya bisa memaklumi berbagai tindakan mistis yang terjadi saat mengikuti tarkam.
Hanya saja, jika sudah kelewat batas, Redi memilih untuk tidak melakukannya.
"Kalau masih normal, saya ikut saja, tapi kalau kelewat batas, saya tidak pakai," tutupnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | jakarta.tribunnews.com |
Komentar