BOLASPORT.COM - General Manajer Arema FC, Ruddy Widodo mengaku tahun 2020 merupakan musim terberat disepanjang kariernya di sepak bola.
Apa yang diutarakan oleh Ruddy ini didasari karena setelah kompetisi dihentikan Arema FC kehilangan pemasukannya.
Hal ini diperparah dengan tetap adanya biaya yang harus dikeluarkan Arema FC.
Seperti contohnya gaji pemain, perawatan stadion, dan biaya operasional lainnya.
Karena tak adanya pemasukan, pemilik Arema FC harus rela menutup kekuarangan biaya dengan uang pribadi.
Baca Juga: Apabila Mohamed Salah Pergi, Liverpool Harus Datangkan Kylian Mbappe
Dari semua itulah menjadi alasan Ruddy menganggap bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang sangat berat khususnya untuk finansial klub.
Bahkan Ruddy menyebut Singo Edan kini sedang berada di titik terendahnya.
"Bisa dibilang tahun 2020 ini titik nadir, selama saya mengurus bola, ini masa yang paling berat dan sangat berat," kata Ruddy Widodo, dilansir BolaSport.com dari Surya Malang.
"Bisa dibilang sekarang terjun bebas, khususnya soal aspek finansial, tidak ada pemasukan, tapi kami dituntut harus mengeluarkan dana untuk membayar pemain dan pelatih.
"Akhirnya kami harus pakai uang owner," ujarnya.
Sementara itu, libur kompetisi tahun 2020 sejatinya bukan hal yang pertama bagi Arema FC.
Hal yang sama pernah terjadi di tahun 2015 lalu,
Kala itu Arema mendapatkan hukuman dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tampil di Liga Super Indonesia akibat adanya dualisme.
Baca Juga: Rentetan Kemenangan Real Madrid Terhenti, Pemain Ini Biang Keroknya
Namun untungnya di tahun 2015 Arema FC masih bisa mendapatkan pemasukan karena dapatkan banyak undangan mengikuti turnamen.
Pada tahun 2020 hal tersebut tidak ada.
"Kami memang di suspend pada tahun 2015, tapi kami masih banyak undangan," ucap Ruddy.
"Tapi kalau sekarang susah, semua kena dampaknya, pokoknya susah," tuturnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Surya Malang |
Komentar