BOLASPORT.COM - Kapten Juventus, Giorgio Chiellini, mengaku jika dirinya lebih senang memenangi duel satu lawan satu ketimbang mencetak gol seperti Virgil van Dijk atau Sergio Ramos.
Giorgio Chiellini telah mengabdi untuk Juventus selama lebih dari 15 tahun.
Diboyong dari Fiorentina pada musim panas 2015, Giorgio Chiellini mampu menjelma menjadi sosok bek tengah tangguh.
Kemitraannya dengan Leonardo Bonucci membuat Juventus menjadi klub yang disegani baik di Liga Italia maupun Eropa.
Baca Juga: Chelsea Hajar Tottenham 1-0, Thomas Tuchel Samai Rekor Jose Mourinho
Meski baru berusia 36 tahun, Chiellini telah dipandang sebagai satu sosok legendaris di jantung pertahanan Si Nyonya Tua.
Hal itu dibuktikan dengan gelar scudetto alias trofi Liga Italia sebanyak sembilan kali secara beruntun yang diraih klub dengan menorehkan 521 penampilan di semua ajang.
Tak heran jika ban kapten disematkan padanya ketika Gianluigi Buffon memutuskan pergi dari Turin pada musim panas 2018.
Terlepas dari penampilan impresif dan kualitasnya sebagai bek kelas dunia, Chiellini mengakui jika dirinya tidaklah sehebat bek Liverpool, Virgil van Dijk atau kapten Real Madrid, Sergio Ramos.
Baca Juga: Kalah Lagi, Jamie Carragher Sebut Liverpool Cukup Incar Posisi 4 Besar
Bek berpaspor Italia tersebut merasa jika dirinya bukanlah sosok seperti Virgil van Dijk dan Sergio Ramos yang kerap kali membantu tim mencetak gol.
Chiellini justru merasa puas dan bangga ketika dirinya mampu memenangi duel satu lawan satu dengan penyerang atau pemain lawan.
Hal ini membuatnya terpacu dan memillki motivasi untuk meraih kemenangan dalam setiap pertandingan.
"Saya sangat senang bisa memenangkan duel. Saat saya memblokir tembakan berbahaya atau menyelamatkan gawang, saya merasakan adrenalin terpacu," kata Chiellini seperti dikutip BolaSport.com dari So Foot.
Baca Juga: Pemain Liverpool Bermain seperti Tidak Kenal Satu Sama Lain
"Itu menjadi kegembiraan yang berbeda dari mencetak gol, itu tidak sebanding, tetapi penyelamatan di pertandingan penting, saya masih memilikinya dalam diri saya."
"Gol yang saya cetak pada perempat final Liga Champions melawan Barcelona memberi saya kepuasan yang jauh lebih sedikit daripada ketika saya menghentikan Harry Kane untuk mencetak gol pada menit ke-89."
"Pertandingan melawan Tottenham itu sangat ketat. Ada pelukan dengan Gigi Buffon dan [Andrea] Barzagli setelahnya. Momen yang begitu kuat dan membekas."
"Untuk memenangkan duel dengan penyerang, Anda harus pesimistis dan meramalkan yang terburuk. Itu harga yang disediakan untuk pemain "normal" seperti saya atau Barzagli."
"Jangan salah paham, Andrea adalah bek yang sangat bagus, tetapi kami tidak memiliki kualitas seperti Sergio Ramos atau Virgil van Dijk," ujar jebolan akademi Livorno itu melanjutkan.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | football-italia.net, So Foot |
Komentar