BOLASPORT.COM - Mantan pelatih RB Leipzig yang pernah diincar AC Milan, Ralf Rangnick, mengakui dirinya menolak tawaran mengasuh Chelsea lantaran tak mau berstatus interim.
Chelsea memecat Frank Lampard dari kursi pelatih pada Januari 2021.
Pemecatan Frank Lampard tak lepas dari penampilan buruk Chelsea yang terdampar di papan tengah klasemen sementara Liga Inggris.
Sebagai gantinya, The Blues menunjuk eks pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Thomas Tuchel, menjadi nakhoda baru.
Baca Juga: Satu Klausul Khusus dalam Kontrak Luis Suarez Bersama Atletico Madrid
Namun, ternyata Thomas Tuchel bukan pilihan pertama Chelsea sebagai pelatih.
Pilihan pertama mereka jatuh kepada mantan juru taktik RB Leipzig, Ralf Rangnick.
Ralf Rangnick sejatinya juga pernah didambakan menjadi pelatih AC Milan, tetapi tidak adanya kata sepakat membuatnya gagal merapat ke San Siro.
Perihal tidak jadinya Rangnick merapat ke Stamford Bridge, dirinya mengungkapkan bahwa telah menolak tawaran kontrak sampai akhir musim.
Baca Juga: Thiago Alcantara Diyakini Bisa Menjadi Pemain Seperti Kevin De Bruyne
Tawaran yang diberikan Chelsea kepada juru taktik asal Jerman itu hanya sebatas menjadi pelatih interim.
"Saya mengatakan kepada Chelsea, saya ingin sekali datang dan bekerja dengan Anda, tetapi saya tidak dapat melakukan pekerjaan selama empat bulan," kata Rangnick, dikutip BolaSport.com dari The Times.
"Saya bukanlah seorang pelatih interim."
"Bagi media dan pemain, Anda menjadi pelatih selama empat bulan ibarat seekor bebek yang lumpuh sejak hari pertama," ujar Rangnick menambahkan.
Baca Juga: Liverpool Bobrok Musim Ini Gara-gara Kehilangan Virgil van Dijk
Pada akhirnya Chelsea merekrut Tuchel dengan durasi kontrak 1,5 tahun alias hanya 18 bulan.
Rangnick telah keluar dari kepelatihan sejak mengundurkan diri dari jabatannya di Leipzig pada 2019.
Dirinya lantas berperan sebagai kepala olahraga dan pengembangan di perusahaan induk Red Bull hingga akhirnya mundur pula seiring kabar dirinya bakal menjadi pelatih AC Milan.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | The Times |
Komentar