BOLASPORT.COM - Teka-teki di balik kepergian mantan kiper timnas U-22 Indonesia, Satria Tama, dari skuad Madura United akhirnya terkuak.
Satria Tama menyampaikan salam perpisahan melalui unggahan di akun Instagram miliknya pada Rabu (17/2/2021).
Penjaga gawang berusia 24 tahun itu turut mengucapkan terima kasih kepada manajemen dan pendukung setia Madura United.
Baca Juga: Saddil Ramdani Hampir Gabung Klub Eropa Hingga Beban di Klub Malaysia
Satria Tama menjadi pemain lokal kedua yang memutuskan angkat kaki dari Madura United sebelum Liga 1 2021 bergulir.
Sebelumnya, Madura United telah kehilangan Syahrian Abimanyu karena pindah ke klub Malaysia, Johor Darur Takzim, kemudian dipinjamkan ke Newcastle Jets.
Kepergian Satria Tama ternyata bukan mutlak keputusan pribadinya.
Madura United memang sengaja melepasnya karena kontrak Satria Tama telah habis dan tidak diperpanjang.
Kontrak Tama tidak diperpanjang usai pertimbangan evaluasi dari tim kepelatihan Laskar Sape Kerrab.
Pelatih Madura United, Rahmad Darmawan, ternyata juga memiliki alasan lain yang berkaitan dengan regenerasi skuad.
"Untuk Satria Tama, evaluasi kemarin sudah menetapkan, posisinya berkaitan dengan rekrutmen pemain muda," kata Rahmad Darmawan dikutip Bolasport.com dari TribunJatim.com, Kamis (18/2/2021).
"Kami mengambil penjaga gawang Rizky dengan (Achmad) Fawaid untuk melapisi dua senior," tambahnya.
Baca Juga: PSIS Semarang Manfaatkan Piala Menpora 2021 Sebagai Laga Uji Coba
Musim lalu, Madura United memiliki tiga penjaga gawang senior, yakni Satria Tama, Muhammad Ridho, dan M. Ridwan.
Dengan kualitas yang sama, Rahmad Darmawan tidak memungkiri akan ada satu kiper yang harus dicadangkan.
Melihat hal tersebut, pelatih asal Lampung itu sangat menyayangkan jika salah satu harus sering menjadi penghangat bangku cadangan.
Untuk itu, ia berharap Satria Tama bisa mendapatkan jam terbang lebih layak dengan bergabung ke klub lain.
"Kasihan penjaga gawang yang tidak punya atau jarang mendapatkan kesempatan bermain. Karena Satria Tama, Ridwan, dan Ridho ini punya kualitas seimbang," jelas mantan pelatih timnas U-23 Indonesia itu.
"Kalau mereka kemudian dicadangkan, pemain yang seharusnya sudah mulai bermain jadi tidak merumput. Tentu hal ini tidak efektif untuk tim dan mereka sendiri sebagai persiapan masa depan," jelas RD.
"Kebijakan ini kemudian mengharuskan kami meregenerasi dua penjaga gawang yang usianya masih di bawah 21 tahun untuk masuk ke skuad kami tahun ini, yaitu Fawaid dan Rizky," pungkasnya.
| Editor | : | Dwi Widijatmiko |
| Sumber | : | Tribun Jatim |
Komentar