BOLASPORT.COM - Matthijs de Ligt mengakui dirinya berguru dengan dua sosok di Juventus guna bertumbuh menjadi sosok bek tangguh.
Juventus mendatangkan Matthijs de Ligt dari Ajax Amsterdam pada jendela transfer musim panas 2019.
Demi mengamankan tanda tangan Matthijs de Ligt, Juventus rela menggelontorkan dana hingga 85,5 juta euro (sekitar Rp 1,4 triliun).
Juventus, yang waktu itu masih diasuh oleh Maurizio Sarri, memproyeksikan De Ligt sebagai bek utama.
Baca Juga: Takluk 0-1 dari Real Madrid, Pelatih Atalanta Ngamuk-ngamuk ke Wasit
Namun, awal kedatangan bek berpaspor Belanda tersebut di Liga Italia tidak berjalan mulus.
Performa De Ligt pada awal musim 2019-2020 terbilang mengkhawatirkan lantaran dirinya kerap melakukan blunder terutama handball.
Perlahan tetapi pasti, De Ligt mampu menarik hati Maurizio Sarri dan menyegel satu tempat di jantung pertahanan I Bianconeri.
Pada musim debutnya di Allianz Stadium, De Ligt melakoni 29 penampilan di Liga Italia dengan 26 kali tampil sebagai starter.
Baca Juga: Jaga Rekor Tak Terkalahkan, Barcelona Terlalu Perkasa Bagi Elche
Sementara itu, di bawah arahan Andrea Pirlo, bek berusia 21 tahun tersebut baru diturunkan sebanyak 13 kali di Liga Italia dengan 11 di antaranya sebagai starter.
Cedera bahu pada awal musim 2020-2021 membuat De Ligt belum tampil banyak bersama Juventus.
Meski demikian, De Ligt telah tumbuh menjadi sosok bek tangguh di Juventus.
Bermain bersama dua bek senior Juventus, yakni Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini, membuat De Ligt bertransformasi menjadi bek tengah mumpuni.
Baca Juga: Tumbangkan Atalanta, Real Madrid Selamatkan Muka Wakil Spanyol di Liga Champions
Leonardo Bonucci (33 tahun) dan Giorgio Chiellini (36) adalah dua bek sentral milik I Bianconeri yang konsisten menjadi pilihan utama bersama eks pemain Juventus, Andrea Barzagli.
Ketiga pemain tersebut sempat membuat trio bek tangguh di Liga Italia dan Eropa dengan julukan BBC.
De Ligt mengaku dirinya belajar banyak dari Bonucci dan Chiellini. Berguru dengan kedua bek tangguh dari Italia tersebut membuat De Ligt berkembang.
Selain itu, Matthjis de Ligt, yang merupakan eks kapten Ajax Amsterdam, juga mempelajari beragam taktik berbeda.
Baca Juga: Gestur Lionel Messi Turut Andil dalam Kemenangan Barcelona atas Elche
Taktik bertahan, terutama man-marking yang berbeda antara di Belanda dan Italia, membuat De Ligt mendapat ilmu baru.
"Bonucci adalah bek yang kuat, dia memiliki visi hebat dan sangat bagus dalam menguasai bola," kata De Ligt, dikutip BolaSport.com dari Sky Sport Italia.
"Dia bisa melakukan operan panjang dan pendek secara akurat, itu penting bagi saya karena saya tahu bahwa saya harus banyak belajar dalam hal itu."
"Penjagaan satu lawan satu milik Chiellini di dalam kotak penalti luar biasa, saya belum pernah melihat pemain seperti dia."
Baca Juga: Kembali Nirbobol di Liga Champions, Manchester City Samai Manchester United
"Saya sering mengatakan kepada Chiellini, sepertinya dia memiliki magnet di kepalanya, dia selalu dalam posisi yang tepat. Dia benar-benar luar biasa."
"Saya pikir saya dalam kondisi yang bagus secara fisik, saya merasa lebih kuat dan lebih cepat."
"Saya juga belajar banyak hal secara taktik sejak datang ke Italia."
"Di Ajax, kami melakukan banyak penjagaan satu lawan satu, sedangkan di Serie A lebih bersifat mengamankan zona wilayah pertahanan."
"Oleh karena itu, memiliki pengalaman dari kedua sistem membuat saya menjadi pemain yang lebih bagus," ucap De Ligt melanjutkan.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | football-italia.net, Sky Sport Italia |
Komentar