BOLASPORT.COM - Juventus dikenai kewajiban menang tanpa kebobolan saat menjamu FC Porto demi lolos ke perempat final Liga Champions.
Sekadar menang tak cukup bagi Juventus saat menjamu FC Porto pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions.
Bianconeri melakoni laga di Stadion Allianz Turin, Selasa (9/3/2021) atau Rabu dini hari WIB, dengan modal defisit.
Pada leg pertama di Porto, Cristiano Ronaldo dkk kalah dengan skor 1-2 akibat gol-gol Mehdi Taremi dan Moussa Marega.
Pasukan Andrea Pirlo masih terbantu gol tabungan tandang dari aksi Federico Chiesa, sehingga misi kebangkitan di Turin tak terlalu berat.
Syarat minimal adalah menang dengan skor 1-0 saja cukup.
Ya, tetapi itu baru di atas kertas karena sejarah kurang memihak Juventus soal kebisaan membalikkan keadaan alias comeback.
Baca Juga: Jadwal Liga Champions Hari Ini - Juventus vs Porto, Ronaldo Siap-siap Ngamuk
Menurut data BBC yang dikutip BolaSport.com, Juventus merasakan eliminasi fase gugur Liga Champions dalam 5 dari 6 kesempatan terakhir ketika mereka kalah duluan pada leg pertama.
Kejadian itu bisa dirunut dari Liga Champions edisi 2005-2006.
Kala itu, Bianconeri kalah 0-2 di leg pertama dari Arsenal dan hanya beroleh skor imbang 0-0 di partai kedua.
Juventus pun tersingkir di perempat final dengan agregat 0-2.
Pada babak 16 besar Liga Champions 2008-2009, Juve ditekuk Chelsea 0-1 sebelum mendapat hasil 2-2.
Musim 2012-2013, Bianconeri mendapat kekalahan dobel dari Bayern Muenchen dengan skor 0-2 dan rontok di perempat final.
Baca Juga: Juventus vs Porto - Ngintip Lagi Gol Edan Cristiano Ronaldo dari Jarak 40 Meter
Pada fase yang sama di musim 2017-2018, Juventus nyaris melakukan comeback sensasional.
Selepas digebuk Real Madrid 0-3 pada leg pertama, Paulo Dybala cs di ambang kemenangan 3-0 saat melakoni laga kedua di Santiago Bernabeu.
Namun, mimpi Juve dibuyarkan gol larut di masa injury time yang memaksa skor berakhir 3-1 untuk membawa Madrid maju ke semifinal dengan agregat 4-3.
Pencetak gol penalti di menit ke-98 yang menyakiti hati Juventus kala itu tak lain adalah Cristiano Ronaldo.
Semusim berikutnya, Ronaldo pindah ke Juventus dan menjadi aktor comeback menakjubkan atas Atletico Madrid.
Di babak 16 besar, Juve kalah dulu 0-2 sebelum membalasnya pada pertemuan kedua dengan skor 3-0.
Kali ini Ronaldo menjadi protagonis kebangkitan dengan ukiran hattrick yang melesatkan tim ke perempat final.
Momen itu ialah satu-satunya kejadian Juventus bisa bangkit dari enam kesempatan terakhir.
Musim lalu, masih segar dalam ingatan kala Ronaldo dkk disingkirkan Olympique Lyon di babak 16 besar.
Di partai pertama, Tim Putih-Hitam kalah 0-1 di kandang Lyon akibat gol tunggal Lucas Tousart.
Pada leg kedua, Ronaldo mengukir brace buat Juventus, tetapi menjadi sia-sia karena Memphis Depay mencuri gol tandang via eksekusi penalti.
Si Nyonya Tua pun tersisih karena aturan gol tandang.
Dari sederet peristiwa itu, dapat ditarik probabilitas kasar bahwa peluang Juventus lolos ke perempat final musim ini berdasarkan pengalaman hanyalah 1 dari 6 kejadian, atau cuma 16 persen!
Terkait peluang kelolosan timnya, Andrea Pirlo tetap mengusung optimisme sembari dibumbui waspada.
"Kami tahu tekanan ada di kami, tapi kami tak akan bersembunyi."
"Kami punya segala yang dibutuhkan untuk lolos, tapi kami tak akan
menganggap remeh lawan," kata Pirlo.
"Kami adalah Juventus dan harus berpikir tentang lolos ke babak berikut," ujarnya, dikutip BolaSport.com dari BBC.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | bbc.com |
Komentar