Petualangan Espargaro tidak mudah. Dia harus bolak-balik absen karena si kuda besi memberontak.
Meski begitu, kesulitan di KTM membantu adik dari Aleix Espargaro tersebut untuk mengasah gaya berkendaranya yang agresif.
Keunikannya tersebut membuat Espargaro menjadi pilihan pertama Honda ketika mencari rekan setim yang sepadan bagi Marc Marquez.
Espargaro menegaskan bahwa dia tidak pindah ke Honda untuk mendapat bayaran besar. Malahan, dia mengaku hampir gagal pindah ke tim impiannya itu.
Baca Juga: Marc Marquez dan Valentino Rossi Bikin Joan Mir Minder Pakai Nomor 1 di MotoGP
"Banyak orang berkata saya pindah ke Honda untuk mendapatkan uang. Saya beri tahu kalian, faktanya tidak, saya kehilangan uang karena bergabung dengan Honda," ucap Espargaro.
"Malam sebelum saya meneken kontrak dengan Honda, saya hampir tidak tidur sama sekali."
"Itu adalah momen yang akan selalu saya ingat karena saya tidak berjuang untuk mendapatkan sebuah tempat tetapi saya berjuang untuk mimpi saya," imbuhnya.
Bergabung dengan Honda pun menghidupkan kembali impian Espargaro untuk menjadi juara MotoGP.
Baca Juga: Franco Morbidelli: Persahabatan dengan Valentino Rossi Nomor 1, Lebih Penting daripada Kompetisi
Meski begitu, Espargaro sadar bahwa dia tidak boleh membuang-buang waktu. Bagi dia, dua musim ke depan adalah kesempatan terakhirnya untuk menjadi juara dunia lagi.
"Jika saya tidak mendapatkannya di Repsol Honda, saya takkan mendapatkannya juga bersama tim lain," ucap Pol Espargaro.
"Waktu yang saya miliki hampir habis, saya memiliki sisa empat musim untuk berada dalam kondisi fisik dan mental yang prima," ucap Pol Espargaro.
"Dalam empat tahun inilah, saya harus berusaha untuk mencapai impian saya," tutunya menambahkan.
Baca Juga: Sedikit Optimisme di Balik Perjudian Ducati dengan Duet Anak Baru pada MotoGP 2021
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar