BOLASPORT.COM - Mantan bintang Persib Bandung, Michael Essien, menceritakan pengalaman ketika dirinya merasa terhubung dengan eks pelatihnya, Jose Mourinho.
Michael Essien sempat jadi sorotan banyak pihak di Indonesia saat kedatangannya ke Persib Bandung pada 2017.
Hal tersebut terbilang wajar mengingat Essien merupakan pemain yang telah melanglang buana di berbagai klub besar.
Semasa bermain, Essien tercatat pernah membela delapan klub di tujuh negara yang berbeda.
Namun, masa keemasan pemain asal Ghana itu terjadi ketika dia memperkuat Chelsea.
Baca Juga: Alasan Kapten Persib Bandung Absen di Piala Menpora 2021
Dalam kurun 8 musim bersama The Blues (2005-2014), dia menjuarai 2 kali Liga Inggris, 4 Piala FA, 1 Piala Liga Inggris, 1 Community Shield, dan trofi terakbar Liga Champions 2011-2012.
Di klub yang bermarkas di Stamford Bridge itulah Essien bertemu dengan Jose Mourinho.
Setelah berkarier bersama beberapa pelatih di banyak klub, Essien tampaknya begitu terkesan dengan Mourinho.
Mourinho adalah orang yang memikat Essien ke sepak bola Inggris dari Olympique Lyon pada tahun 2005.
Essien terus tampil menonjol di bawah asuhan Mourinho, terutama pada 2006-2007.
Meskipun The Blues menyerahkan mahkota Liga Inggris kepada Manchester United, mereka masih dapat meraih penghargaan Piala FA dan Piala Liga Inggris.
Mourinho kemudian dipecat pada awal musim 2007-2008, dan menghabiskan dua tahun bersama Inter Milan, sebelum bergabung dengan Real Madrid pada 2010.
Selama musim terakhir Mourinho di Santiago Bernabeu pada 2012-2013, dia menandatangani Essien dengan status pinjaman dari Chelsea.
Keduanya sempat bersatu kembali dalam waktu singkat di London barat pada awal musim 2013-2014 ketika Mourinho mengambil alih kursi kepelatihan Chelsea dan sebelum Essien bergabung dengan AC Milan.
Kebersamaan dengan Mourinho tersebut sepertinya terus melekat di ingatan Essien.
Baca Juga: Ngenesnya Pengalaman Eks Pemain Persib Saat Awal Gabung Real Madrid
Essien bahkan bahkan mengatakan bahwa dirinya merasa terhubung dengan Mourinho ketika keduanya bekerja sama.
Sosok yang bermain dengan Persib selama satu tahun ini juga mengungkapkan, pelajaran manajemen dari Mourinho membantunya untuk memulai karier kepelatihannya sendiri.
Seperti diketahui, Essien kini menjadi staf pelatih klub Denmark, FC Nordsjaelland, setelah menutup kariernya bersama klub Azerbaijan, Sabail, pada 2019-2020.
"Saya telah bermain di bawah begitu banyak pelatih dan setiap orang berbeda," kata Essien, dikutip BolaSport.com dari Goal International.
"Saya akan mengambil Mourinho sebagai contoh, saya merasa sangat terhubung dengannya."
"Dia adalah seorang pemenang."
"Dia memberi Anda detail taktis dan memastikan itu sangat jelas sehingga ketika Anda berada di lapangan Anda tahu apa yang harus dilakukan."
"Itu salah satu hal yang akan saya bawa dan mudah-mudahan saya dapat menyampaikannya kepada para pemain jika suatu hari nanti saya menjadi seorang pelatih."
"Saya tidak berpikir saya akan melakukan transisi menjadi pelatih. Ketika saya bermain, saya selalu berkata 'tidak, saya tidak ingin menjadi pelatih'."
"Akan tetapi, jika Anda sangat menyukai permainan ini, Anda selalu berusaha untuk ikut serta."
Baca Juga: Mourinho Bukan Pelatih yang Buruk Tapi Strateginya Sudah Kuno
"Jadi dua atau tiga tahun lalu saya berkata bahwa saya akan mendekati akhir karier saya dan saya ingin belajar tentang sisi kepelatihan dari permainan."
"Itu akan memberi saya kesempatan untuk berada di lapangan dan berada di sekitar para pemain."
"Sebenarnya ketika saya mulai melakukannya, itu adalah sesuatu yang ingin saya lakukan."
"Seluruh proyek di sini sangat bagus untuk transisi saya ke sisi kepelatihan," ucapnya mengakhiri.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Goal International |
Komentar