BOLASPORT.COM - Perwakilan timnas bulu tangkis Indonesia menyampaikan evaluasi terkait insiden All England Open 2021.
Petaka dialami timnas Indonesia ketika berlaga pada All England Open 2021 pada babak pertama.
Ketika setengah perjalanan babak 32 besar berlangsung, BWF menarik paksa keikutsertaan tim Merah-Putih.
Baca Juga: 2 Bukti Lee Zii Jia Lebih Baik dari Lee Chong Wei di All England Open
Hal itu dilakukan BWF karena mendapatkan intervensi dari Otoritas Kesehatan Inggris (NHS) selama berjalannya turnamen level 1000 itu.
NHS menemukan sebuah temuan bahwa rombongan timnas Indonesia sempat berada satu pesawat dengan penumpang yang terpapar COVID-19.
Alhasil 20 dari 24 orang yang mendapatkan email dari NHS diminta untuk melakukan karantina di Birmingham.
Kini Jonatan Christie dkk sudah tiba di Tanah Air dengan selamat dan disambut kedatangan di Jakarta.
Pemain ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon, kemudian menyampaikan evaluasi terkait tragedi yang menimpa pihaknya.
Berbicara pada jumpa pers secara virtual pada Senin (22/3/2021), Marcus meminta BWF untuk melakukan persiapan yang lebih matang sebelum turnamen.
Baca Juga: Kubu Evander Holyfield Stres Mike Tyson Tolak Jaminan Uang Duel Trilogi Sebesar Rp359 Miliar
Hal ini perlu dilakukan mengingat jumlah turnamen yang semakin sedikit sebelum memasuki Olimpiade Tokyo 2021.
"Persiapan harus lebih matang," kata Marcus, dikutip BolaSport.com dari Antaranews.
"Takutnya nanti kalau ada kejadian seperti ini lagi, mereka (BWF) cuma minta maaf tanpa ada pertanggungjawaban yang pasti."
"Jangan hanya cuma minta maaf lalu urusannya dianggap selesai, harusnya tidak seperti itu," katanya menambahkan.
Baca Juga: GothamChess Kecewa Dewa Kipas Menangi 7000 Dolar Tanpa Mengakui Kebenaran
Hal senada juga diutarakan oleh Greysia Polii menanggapi situasi penarikan timnas dari keikutsertaan All England.
Greysia menuturkan BWF tidak mengetahui posisinya sebagai organisasi induk dan panitia.
Pemain yang berpasangan dengan Apriyani itu meminta BWF seharusnya bisa melakukan mediasi dengan pihak NHS dan atlet yang terkena masalah seperti ini.
"BWF adalah pelindung dan kami (atlet) adalah aset mereka yang harus dinaungi," tutur Greysia, yang menyampaikan keluh kesah.
"Mereka harus bisa lebih bertanggung jawab dengan respon mereka saat diarahkan NHS."
"Misalnya saat dikeluarkan dari hall, seharusnya ada pembicaraan dua arah lebih dulu dengan manajer tim. Tapi di kejadian kemarin, mereka main paksa dan memutuskan sepihak," ucap dia menambahkan.
Baca Juga: Surat Resmi Permintaan Maaf BWF kepada Indonesia soal All England, Diterima Tidak?
Setelah menyampaikan keluh kesah terhadap BWF, pemain 33 tahun itu memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan.
Greysia mengucapkan terima kasih kepada PBSI, Kemenpora, Kemenlu, dan Kedutaan Besar RI di London, media nasional, serta masyarakat Indonesia.
"Kami sangat berterima kasih kepada negara yang sudah memperjuangkan dan melindungi kami," beber Greysia.
"Usaha mereka untuk melindungi atletnya sangat luar biasa dan kami sangat mengapresiasi," imbuhnya.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Qatar 2021 - Mulai Pekan Ini Tanpa Kehadiran Marc Marquez
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | antaranews.com |
Komentar