BOLASPORT.COM - Gelandang Real Madrid, Toni Kroos, mengatakan bahwa upaya memboikot Qatar tak akan menyelesaikan masalah pelanggaran HAM dalam persiapan Piala Dunia 2022 di sana.
Beberapa pesepak bola bersama timnas masing-masing melakukan protes terhadap Qatar terkait pelanggaran HAM terhadap pekerja dalam persiapan penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
Timnas Jerman, timnas Norwegia, dan timnas Belanda melakukan protes di Kualifikasi Piala Dunia baru-baru ini dengan mengenakan kaos yang menyoroti pelanggaran HAM di negara Teluk itu.
Toni Kroos menjadi salah satu pesepak bola yang juga ikut melancarkan protes dan mengklaim bahwa penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunai 2022 merupakan hal yang salah.
Baca Juga: Susul Joachim Loew, Toni Kroos Bakal Akhiri Karier di Timnas Jerman
Akan tetapi, gelandang Real Madrid itu tidak percaya boikot turnamen akan membantu para pekerja migran di Qatar.
Bulan lalu, sebuah penelitian yang dirilis oleh Guardian melaporkan bahwa 6.500 pekerja migran telah meninggal sejak Qatar secara kontroversial dipercaya sebagai tuan rumah Piala Dunia pada akhir 2010.
Menurut Kroos, boikot tidak akan menyelesaikan masalah di Qatar.
Kroos malah khawatir para pekerja migran tidak mendapat manfaat dari tindakan tersebut.
Dia juga menambahkan bahwa protes harus tetap dilancarkan terus menerus menjelang turnamen maupun selama turnamen.
Baca Juga: Ikut Soroti Kematian 6.500 Pekerja, Timnas Inggris Protes Qatar dengan Cara Berbeda
"Saya pikir lebih baik menarik perhatian pada masalah sebelum dan selama turnamen. Mungkin akan ada sesuatu yang membaik kemudian", kata Kroos dalam podcast mingguannya 'Einfach mal Luppen', dikutip BolaSport.com dari RTL Nieuws.
"Ini tentang bagaimana banyak pekerja dari Qatar dan juga pekerja migran harus bekerja tanpa henti dalam cuaca panas 50 derajat."
"Di saat yang sama, mereka juga menderita gizi buruk, dehidrasi, apalagi di tengah suhu seperti itu."
"Akibatnya, keselamatan di tempat kerja sama sekali tidak terjamin, perawatan medis tidak ada dan kadang kekerasan dilakukan pada para pekerja."
"Semua poin itu benar-benar tidak dapat diterima. Tidak ada dua pendapat tentang itu."
"Apa gunanya memboikot turnamen seperti itu? Benarkah ada sesuatu yang akan membaik di sana? Akankah kondisi kerja berubah? Saya kira tidak."
"Itu berarti boikot tidak akan banyak mengubah situasi kerja. Untuk memberikan turnamen kepada mereka, saya pikir itu salah. Akan tetapi, 10 tahun telah berlalu sejak itu."
Baca Juga: Pelatih Portugal Bete karena Cristiano Ronaldo cs Cuma Jalan-jalan di Lapangan
"Memang salah bahwa turnamen itu diberikan ke Qatar, tetapi diskusi tentang boikot sudah terlambat."
"Sepak bola bisa dan harus menarik perhatian pada masalah, terutama dengan jangkauannya."
"Tetapi sepak bola juga tidak semata-mata bertanggung jawab untuk membuat segalanya lebih baik di dunia," tuturnya lagi.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Rtl.nl |
Komentar