BOLASPORT.COM - Bek Barcelona, Gerard Pique, membeberkan situasi yang dialami timnya saat kalah 0-4 dari Liverpool pada semifinal Liga Champions musim 2018-2019.
Liverpool membuat comeback fenomenal saat bertemu Barcelona pada pertandingan semifinal Liga Champions musim 2018-2019.
Pada leg pertama di Camp Nou tanggal 1 Maret 2019, Liverpool menyerah 0-3.
Hasil tersebut membuat The Reds di atas kertas harus mengubur mimpi menembus final Liga Champions.
Nyatanya, skuad Juergen Klopp justru mengamuk pada leg kedua di Anfield, 7 Mei 2019.
Liverpool menang 4-0 via gol-gol Divock Origi (7’, 79’) dan Georginio Wijnaldum (54’, 56’).
Tim Juergen Klopp secara dramatis lolos ke final dengan agregat 4-3.
Gerard Pique menyimpan cerita soal situasi timnya menyusul kekalahan dramatis yang mereka telan kala itu.
Bek berusia 34 tahun tersebut tak ragu menyebut kekalahan di Anfield sebagai kekalahan yang paling membekas dalam kariernya.
Baca Juga: Barcelona Curi Start, Sudah Daratkan Ayah dan Agen untuk Nego soal Haaland
“Saya bukan tipe pemain yang masuk ke ruang ganti sambil melempar barang karena kesal. Namun, saya melakukannya usai laga versus Liverpool di Anfield,” kata Pique, dikutip BolaSport.com dari Mirror.
“Hasil itu sangat sulit saya terima karena kami sudah unggul agregat dari leg pertama.”
Kemenangan atas Barcelona seperti memberikan Liverpool saat itu momentum yang sangat baik.
Baca Juga: Pemain Muda Barcelona Kirim Kode Akan Absen Panjang karena Cedera
Alhasil, tim asal Merseyside tersebut sukses membungkam wakil sesama Inggris, Tottenham Hotspur, pada final.
Liverpool menang 2-0 untuk memastikan trofi Liga Champions keenam dalam sejarah klub, sekaligus yang pertama sejak terakhir mereka juara pada musim 2004-2005.
Adapun Barcelona dan Gerard Pique masih berusaha kembali ke jalur kejayaan di Eropa.
Baca Juga: Daripada Gabung Messi di Barcelona, Aguero Disarankan Ikuti Jejak Tevez ke Juventus
Namun, upaya mereka tidak selalu mulus. Salah satu contohnya adalah pada musim 2019-2020.
Gerard Pique dkk disingkirkan Bayern Muenchen pada perempat final dengan agregat 8-2.
Nasib pada musim 2020-2021 pun tak lebih baik.
Skuad arahan Ronald Koeman tersebut tersisih pada babak 16 Besar setelah kalah agregat 2-5 dari Paris Saint-Germain.
Di luar lapangan, Barcelona pun menjalani perubahan era. Penandanya adalah mundurnya presiden klub, Josep Maria Bartomeu.
Posisinya digantikan Joan Laporta mulai tahun 2021.
Pique mengaku ia ingin mengikuti jejak Laporta suatu hari nanti, walau tidak bisa memastikan kapan.
“Saya melihat diri saya terwakilkan pada pemilihan presiden klub. Saya punya banyak informasi dari Barcelona dan ingin melihat bagaimana mereka melakukannya,” tutur Pique.
“Saya harap Laporta memenuhi mandat yang dia dapatkan. Namun, saat ini saya masih merasa sebagai pemain. Jadi saya belum tahu apa bisa menjadi presiden,” ucap Gerard Pique.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Mirror |
Komentar