BOLASPORT.COM - Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, memang dikenal sebagai sosok narsistik sehingga lebih memedulikan wajahnya saat jadi pagar betis.
Cristiano Ronaldo tak menjalankan perannya dengan baik sebagai pagar betis untuk Juventus saat melawan Parma dalam laga pekan ke-31 Liga Italia, Rabu (21/4/2021) waktu setempat atau Kamis dini hari WIB.
Bermain di Allianz Stadium, Ronaldo memuluskan langkah Parma untuk membuka keunggulan pada menit ke-25.
CR7 berdiri sebagai pagar betis bersama tiga pemain lainnya saat Parma mendapatkan kesempatan untuk melakukan tendangan bebas.
Baca Juga: Malah Sibuk Lindungi Wajah, Cristiano Ronaldo Kembali Tak Becus Jadi Pagar Betis
Ketika ketiga pemain lain melompat untuk menghentikan tembakan Gaston Brugman, Ronaldo justru sibuk melindungi wajahnya dengan melingkarkan kedua tangannya.
Alhasil, tembakan kaki kanan Brugman pun terbang melewati kepala Ronaldo dan meluncur ke arah kiri gawang kiper Juventus, Gianluigi Buffon.
Kesalahan fatal Ronaldo itu pun membuat Parma berhasil unggul 1-0 atas Juventus.
Beruntung bagi Si Nyonya Tua, mereka mampu menebus kesalahan Ronaldo dengan gol yang dilesakkan Alex Sandro (43', 47') dan Matthijs de Ligt (68').
Pasukan Andrea Pirlo pun berhasil mengakhiri laga dengan kemenangan 3-1.
Meskipun demikian, tindakan Ronaldo jelas menjadi sorotan lantaran dia sekali lagi tak becus saat menjadi pagar betis.
Kesalahan serupa pernah dilakukan peraih lima Ballon d'Or itu saat Juventus melawan Porto pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2020-2021, 9 Maret lalu.
Baca Juga: Kalahkan Cristiano Ronaldo, Karim Benzema Pelayan Terbaik Real Madrid Abad ke-21
Dalam laga yang akhirnya membuat Juventus tersingkir karena kalah agresivitas gol tandang itu, Ronaldo menjadi biang kerok atas gol Porto yang dicetak Sergio Oliveira.
Ronaldo, yang menjadi pagar betis bersama dua pemain lainnya, berpaling membalikkan badan ketika Sergio Oliveira melepaskan tendangan bebas mendatar.
Akhirnya, bola sepakan Oliviera pun berhasil lolos melalui dua sela di kaki Ronaldo dan meluncur ke gawang Juventus.
Akibat tindakannya itu, Ronaldo dituding lebih mementingkan wajah tampannya ketimbang kebobolan.
Tudingan tersebut datang dari legenda Juventus, Nicola Amoruso.
Amoruso bahkan mengatakan bahwa dirinya tak akan menunjuk Ronaldo menjadi pagar betis lagi setelah melihat tindakannya.
"Saya tidak akan pernah menempatkannya sebagai pagar betis saat tendangan bebas," kata Amoruso seperti dikutip BolaSport.com dari Sky Sport Italia.
"Dia takut menerima bola di wajah karena dia peduli dengan citranya," ujar peraih 3 gelar Liga Italia bersama Juventus ini menambahkan.
Ronaldo memang diklaim sangat memperhatikan penampilannya.
Mantan rekan setimnya di Manchester United, Rio Ferdinand, bahkan mengatakan bahwa Ronaldo cukup narsistik dengan wajahnya tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh mantan striker timnas Inggris, Peter Crouch.
Baca Juga: Hasil Liga Italia - Cristiano Ronaldo Mandul, Juventus Atasi Perlawanan Parma
"Rio Ferdinand sering bercerita tentang Ronaldo yang suka berdiri di depan cermin tanpa busana, menyisir rambutnya dengan tangan sambil berkata 'wow, saya sangat tampan'," ujar Peter Crouch pada 2018 silam, dikutip BolaSport.com dari Goal Internasional.
Hal serupa pernah disampaikan mantan rekan setim Ronaldo lainnya di Man United, Diego Forlan.
Forlan mengatakan bahwa Ronaldo merupakan sosok yang gemar menghabiskan waktu di depan cermin.
Dia kemudian membandingkan Ronaldo dengan sosok legenda Man United yang juga terkenal tampan, David Beckham.
"Cristiano (Ronaldo) merupakan seorang egosentris di ruang ganti, tidak seperti (David) Beckham," kata Forlan pada 2019 lalu, dikutip BolaSport.com dari Daily Mirror.
"Dia selalu ingin berada di dekat cermin dan menghabiskan satu hari hanya untuk melihat satu bagian tubuhnya."
"Dia akan berganti-ganti gaya di depan cermin dan terlihat luar biasa."
"Sementara Beckham lebih alami, mereka berbeda. Ronaldo berusaha lebih keras," ucapnya menambahkan.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Goal International, Sky Sport Italia, Daily Mirror |
Komentar