Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Valentino Rossi Dilema Peran Jadi Pembalap dan Manajer pada MotoGP 2022

By Delia Mustikasari - Jumat, 7 Mei 2021 | 05:00 WIB
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, berpose  dalam peluncuran tim, Senin (1/3/2021).
MOTOGP.COM
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, berpose dalam peluncuran tim, Senin (1/3/2021).

BOLASPORT.COM - Masa depan pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, pada MotoGP 2022 belum bisa dipastikan. Apakah dia akan membalap bersama timnya, VR46 atau lebih fokus menjadi manajer tim dalam debut pada MotoGP.

Motor yang akan digunakan tim Valentino Rossi untuk balapan tahun depan di kelas utama akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang.

Pilihannya bisa berbeda, mulai dari Yamaha, Aprilia,  Ducati dan Suzuki. Namun, dalam negosiasi, krisisnya di lintasan dengan M1 juga bisa membebani.

Salah satu legenda balap motor, Giacomo Agostini pernah merasakan kondisi seperti Rossi apakah akan pindah ke Suzuki atau kembali balapan dengan tim MV Agusta.

Baca Juga: Perjalanan Karier Manny Pacquiao Akan Berakhir di Tangan Mikey Garcia?

Secara khusus, perusahaan yang berbasis di Varese yang telah memutuskan untuk pensiun dari kompetisi mendorong Agostini memilih hal yang belum pernah dicoba sebelumnya yaitu mengatur diri sendiri dan menyediakan departemen balap sendiri.

Namun, upaya itu sulit, mengingat Agostini akan memiliki MV Agusta tanpa pengembangan tepat pada saat keunggulan teknologi mesin dua tak muncul.

Pada kesempatan inilah keterampilan manajerial juara dunia 15 kali itu mulai muncul, yang kemudian memulai karier manajerial pada 1982.

Berkat namanya, pinjaman penting dari perusahaan multinasional terkenal datang. Hal ini memungkinkannya untuk mempertahankan tim, mekanik, dan teknisi dari departemen balap MV.

Namun, hasil di trek sama sekali tidak positif. Mereka meraih dua kemenangan, satu di Assen di kelas 350cc dan satu di Nurburgring di kelas 500cc yang terakhir dari motor Italia.

Dia akhirnya mundur karena buruknya kualitas komponen listrik dan elektronik.

Baca Juga: Marc Marquez Ungkap Deretan Kelemahan Motor Honda pada MotoGP 2021

Beralih ke roda empat, Rossi punya contoh menarik lainnya. Ada beberapa pembalap yang setelah berhenti balapan, mencoba berpetualang dengan timnya sendiri. Tetapi, hanya sedikit yang mengnambil peran sebagai pembalap.

Rossi pasti akan mengingat kasus Jack Brabham yang pada 1962 dengan dua gelar juara dunia bersama Cooper, mencapai kesepakatan dengan insinyur penerbangan, Ron Tauranac untuk mendirikan timnya sendiri.

Brabham membawa mobilnya ke trek secara langsung, mendekati gelar juara dunia ketiga pada 1966.

Mereka juga menjadi juara dunia pada kategori konstruktor yang diulangi tahun berikutnya dengan Denny Hulme. Petualangan Brabham berlangsung hingga 1992, dengan 35 kemenangan, 39 pole, 41 lap tercepat, dan124 podium.

Baca Juga: Jadwal Turnamen Bulu Tangkis yang Berlangsung Selama Mei 2021

Pembalap konstruktor lainnya adalah Bruce McLaren yang memulai mendirikan timnya sendiri pada 1966. Saat itu, pembalap Selandia Baru itu membalap hingga awal 1970. Dia meninggal saat balapan CanAM.

Dua tahun setelah tim itu dibentuk, mobil Woking dengan cepat mulai menakut-nakuti persaingan dengan kemenangan pertama McLaren pada GP Belgia. Dan bahkan hari ini mobilnya hadir di Kejuaraan Dunia dengan 8 gelar dunia konstruktor dan 12 pembalap.

Sebaliknya, upaya Emerson Fittipaldi, juara dunia dua kali di belakang kemudi McLaren, gagal total. Pada awal musim 1976, dia dibujuk oleh saudaranya, Wilson, untuk membentuk tim yang semuanya berasal Brasil. Tim ini erganti nama menjadi Copersucar karena alasan sponsor.

Dengan Emerson memimpin timnya sendiri (sementara menyerahkan peran manajer kepada saudaranya), usaha baru itu benar-benar bencana.

Bukan mobil yang sangat kompetitif dan hanya mengumpulkan satu podium pada  1978 di Brasil, di depan para penggemarnya. Dia kemudian mencoba menjalankan proyek tersebut secara eksklusif sebagai manajer, tetapi pada 1981 dia harus menutup usahanya.

Baca Juga: Fabio Quartararo Cedera, Pengamat MotoGP Ungkap Potensi Yamaha Masuki Masa Kritis

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : tuttomotoriweb.it
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
25
60
2
Arsenal
25
53
3
Nottm Forest
25
47
4
Man City
25
44
5
Bournemouth
25
43
6
Chelsea
25
43
7
Newcastle
25
41
8
Fulham
25
39
9
Aston Villa
25
38
10
Brighton
25
37
Klub
D
P
1
Persib
23
50
2
Persebaya
23
41
3
Dewa United
23
40
4
Persija Jakarta
23
40
5
Bali United
22
37
6
Borneo
23
35
7
Persita
23
35
8
PSM
23
33
9
Persik
23
33
10
Arema
22
32
Klub
D
P
1
Real Madrid
24
51
2
Atlético Madrid
24
50
3
Barcelona
23
48
4
Athletic Club
24
45
5
Villarreal
24
41
6
Rayo Vallecano
23
35
7
Mallorca
24
34
8
Real Betis
24
32
9
Osasuna
24
32
10
Girona
24
31
Klub
D
P
1
Napoli
25
56
2
Inter
25
54
3
Atalanta
25
51
4
Juventus
25
46
5
Lazio
25
46
6
Fiorentina
25
42
7
Milan
24
41
8
Bologna
24
41
9
Roma
25
37
10
Udinese
25
33
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X