BOLASPORT.COM - Asal mula keruntuhan AC Milan di Liga Italia mulai terungkap dan biang keroknya adalah kiper legendaris Juventus, Gianluigi Buffon.
AC Milan kembali gagal bersaing dalam perebutan gelar juara Liga Italia 2020-2021.
Hal itu dipastikan setelah Inter Milan secara resmi menjadi jawara Liga Italia edisi musim ini.
Padahal, AC Milan sebelumnya sempat memimpin klasemen Liga Italia sampai paruh musim.
Dengan demikian, AC Milan kembali gagal menyudahi puasa gelar Liga Italia mereka.
Baca Juga: Hasil dan Klasemen Liga Italia - Napoli Menang, AC Milan Terbuang
Terakhir kali AC Milan menjadi juara Liga Italia adalah pada musim 2010-2011.
Sejak saat itu, Rossoneri tak lagi menjadi penguasa Liga Italia meski sempat beberapa kali finis di posisi keempat.
AC Milan bahkan sempat beberapa musim absen di kompetisi elite antarklub Benua Biru karena tak finis di zona Eropa.
Ada beberapa orang bahkan menyebut kalau AC Milan kini merupakan raksasa yang runtuh.
Penyebab keruntuhan AC Milan di Liga Italia kini perlahan-lahan mulai terkuak.
Baca Juga: Mantan Pelatih AC Milan Ingatkan Jose Mourinho: Serie A Itu Keras
Dilansir BolaSport.com dari Sportbible, hal itu disampaikan oleh mantan gelandang AC Milan, Antonio Nocerino.
Nocerino menyebut kalau biang kerok keruntuhan AC Milan adalah kiper legendaris Juventus, Gianluigi Buffon.
Insiden tersebut terjadi pada musim 2011-2012 saat AC Milan dan Juventus bersaing memperebutkan scudetto.
AC Milan dan Juventus bertemu satu sama lain pada Februari 2012 di sebuah laga yang cukup menentukan saat itu.
AC Milan unggul lebih dulu lewat gol Nocerino di babak pertama pada menit ke-14.
Baca Juga: Saling Sindir hingga Hampir Baku Hantam di Lapangan, Begini Ternyata Hubungan Lukaku dan Ibrahimovic
AC Milan sebenarnya sempat hampir unggul 2-0 usai Sulley Muntari menyundul bola dan masuk ke gawang Juventus.
Akan tetapi, Buffon sempat menghalau bola meskipun sudah melewati garis gawang.
Wasit yang saat itu memimpin pertandingan rupanya mengambil keputusan untuk tidak mengesahkan gol tersebut.
Karena belum ada teknologi video assistant referee (VAR) dan goal line technology atau teknologi garis gawang, keputusan wasit pun tak mampu diganggu gugat.
Di babak kedua, AC Milan kecolongan lewat aksi Alessandro Matri yang mencetak gol pada menit ke-83.
Baca Juga: Juventus vs AC Milan - Ibarat Laga FInal, Fabio Capello: Ini Hidup Mati!
Hasil imbang 1-1 pun menghiasi papan skor di akhir pertandingan dan AC Milan gagal menang.
Lebih mirisnya lagi, AC Milan gagal menjadi juara di akhir musim karena berselisih empat poin dari Juventus.
Di saat yang sama, Juventus memulai era dominasi mereka selama sembilan musim berikutnya.
Nocerino menuding kejadian itu menjadi penyebab runtuhnya AC Milan di Liga Italia.
Menurut Nocerino, gol tersebut membuat AC Milan gagal menjadi juara sehingga para pemain bintang pergi dari San Siro.
Baca Juga: Kabar Buruk! Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi Terancam Absen di Liga Champions Selama 2 Tahun
Kepergian para pemain bintang itulah yang mempercepat proses keruntuhan Rossoneri di Liga Italia.
"Semua orang menggila sesaat setelah gol itu terjadi, bukan setelah pertandingan," kata Nocerino.
"Luar biasa, itu adalah sebuah gol. Buffon bergerak ke belakang garis gawangnya saat dia menguasai bola."
"Momen ini mengubah masa depan Milan. Dengan gol ini, Milan akan memenangi scudetto. Para pemain besar, Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva, tidak akan meninggalkan klub pada musim panas itu."
"Jika Milan memenangi scudetto, Zlatan dan Thiago akan bertahan. Milan pasti akan memenangi lebih banyak scudetto," ucap Nocerino menambahkan.
Baca Juga: Musim Depan, The Next Andrea Pirlo Bakal Seutuhnya Jadi Milik AC Milan
Ibrahimovic dan Silva saat itu memutuskan untuk bergabung dengan klub Prancis, Paris Saint-Germain.
Sebagai gantinya, AC Milan mendatangkan Giampaolo Pazzini dan Francesco Acerbi.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Sportbible |
Komentar