BOLASPORT.COM - Pelatih anyar Arema FC, Eduardo Almeida, mengaku sudah melupakan kenangan buruk saat menangani Semen Padang FC di Liga 1 2019 lalu.
Semen Padang merupakan pelabuhan pertama nahkoda asal Portugal itu.
Eduardo Almeida debut sebagai pelatih Semen Padang di putaran kedua musim 2019.
Dia dibebani tugas yang berat ketika pertama kali merasakan kompetisi sepak bola Tanah Air.
Semen Padang saat itu mendapat target lolos dari jurang degradasi pada Liga 1 2019.
Baca Juga: Latihan Perdana Persiraja Banda Aceh Banyak Dihiasi Wajah Baru
Sayang, hingga akhir musim, pelatih berusia 43 tahun tersebut gagal menyelamatkan Kabau Sirah.
Alhasil Semen Padang pun turun kasta ke Liga 2 musim berikutnya.
Berdasarkan pengalaman pahit itu, tak sedikit pihak yang meragukan kemampuan Eduardo Almeida bersama Arema FC.
Menanggapi catatan buruk dua tahun silam, Eduardo enggan ambil pusing.
Diakuinya, saat itu ia tidak memiliki keleluasan yang cukup untuk membangun tim di pertengahan musim.
Oleh karena itu, ia akan bertekad menghapus catatan kelam tersebut dengan membawa Arema FC meraih prestasi musim ini.
"Saya sebenarnya bukan sosok yang ingin banyak bicara soal masa lalu, tetapi saya lebih suka berbicara tentang masa depan," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
“Saya mencoba membandingkan selama memegang Semen Padang, saya mendapat 22 poin. Jika dibandingkan dengan Arema di fase saya melatih Semen Padang, justru Arema hanya mendapat 19 poin sebenarnya," katanya.
Berbekal lisensi UEFA Pro yang dimiliki, Eduardo optimistis mampu memenuhi target dari manajemen Singo Edan.
Dia lebih dulu akan melakukan analisis kekuatan dan kelemahan tim seusai berlaga di Piala Menpora 2021 lalu.
Menurut jadwal kick-off Liga 1 2021, Eduardo hanya memiliki waktu kurang dari enam pekan untuk menyusun komposisi skuad terbaiknya.
Baca Juga: Timnas Thailand Kalah dari Oman, Timnas Indonesia Wajib Waspada
“Saya akan analisis dulu hasil tim di turnamen Piala Menpora kemarin. Saya akan bekerja profesional melakukan analisis dan berhati-hati apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan oleh tim ini," tutur mantan pelatih klub Malaysia, T-team, itu.
"Bagi saya yang penting adalah menganalisis apa yang dibutuhkan tim dan membuat keputusan yang terbaik untuk tim ini," katanya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | kompas |
Komentar