BOLASPORT.COM - Pasangan ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, memiliki target berbeda dalam debut mereka pada Olimpiade Tokyo.
Soh Wooi Yik ingin membuat keluarganya bangga meski dia dan Aaron Chia gagal pada final All England 2019.
Prestasi itu luar biasa karena Soh Wooi Yik, yang saat itu baru debut pada All England melangkah lebih jauh dari babak semifinal atau melampuai hasil diraih oleh pamannya, Soo Beng Kiang, pada All England 1993 dan 1994.
Kini dengan debutnya pada Olimpiade Tokyo yang dikonfirmasi setelah Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menutup periode kualifikasi pemain berusia 23 tahun itu menargetkan untuk melampaui rekor Beng Kiang lainnya dengan meraih medali.
Baca Juga: Marc Marquez dan Sumber Petaka Motor-motor Honda pada MotoGP 2021
Hasil terbaik Soo adalah mencapai semifinal bersama Tan Kim Her pada Olimpiade Atlanta 1996. Soo/Tan kalah dari wakil Indonesia, Denny Kantono/Antonius Ariantho dalam perebutan medali perunggu.
Soh Wooi Yik telah berjanji untuk membawa kegembiraan bagi keluarganya seperti yang dia lakukan pada All England 2019.
"Itu sangat berarti bagi saya (berkompetisi di Olimpiade). Rasanya seperti mencapai final All England. Paman saya tidak pernah mencapai final All England, hanya semifinal," kata Soh dalam wawancara dengan Olympic Channel yang dilansir BolaSport.com dari The Star.
"Jadi, ketika saya berhasil mencapai final All England, hal itu membuat keluarga dan paman saya sangat bangga," aku Soh.
"Sekarang, paman saya mengatakan kepada saya bahwa dia hanya berhasil mencapai semifinal Olimpiade, tetapi tidak mendapatkan medali. Saya ingin melakukan yang lebih baik darinya," ujar Soh.
Soh mengakui bahwa ketika dia masih kecil, dia ingin seperti pamannya.
"Paman saya anadil mengantar Malaysia menjadi juara Piala Thomas 1992. Saya ingin sekali menjadi sosok juara lain dalam keluarga saya," ucap Soh.
Baca Juga: Manny Pacquiao Pilih Musuh Berat, Begini Reaksi Sang Pelatih
Ayah Soh Wooi Yik, Soh Goon Chup, juga mantan pebulu tangkis nasional pada 1980-an sebelum menjadi pelatih tim nasional pada awal 90-an.
Sementara itu, Chia diam-diam ia telah menetapkan target yang lebih besar untuk pasangan tersebut dengan mengakhiri penantian Malaysia untuk medali emas.
"Kami ingin menjadi pebulu tangkis pertama yang mendapatkan medali emas untuk Malaysia. Kami telah lolos ke Olimpiade. Kami sekarang harus meraih medali dan memperebutkan medali emas," tutur Chia.
Menjadi pasangan ganda putra teratas Malaysia, Chia/Soh tahu persis beban harapan yang akan mereka bawa di Tokyo.
Apalagi, ganda putra menyumbang tiga dari 11 medali yang diraih kontingen nasional Malaysia hingga saat ini pada cabang olahraga bulu tangkis.
Razif dan Jalani Sidek memenangkan medali Olimpiade perdananya dengan meraih perunggu pada Olimpiade Barcelona 1992 saat bulu tangkis pertama kali dipertandingkan.
Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock tampil lebih baik dengan medali perak pada Olimpiade Atlanta 1996, prestasi yang kemudian disamai dua dekade kemudian oleh Goh V Shem/Tan Wee Kiong pada Olimpiade Rio 2016.
Baca Juga: BWF Tutup Masa Kualifikasi, Indonesia Kirim 7 Wakil pada Olimpiade Tokyo 2020
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Star |
Komentar