BOLASPORT.COM - Pemain Chelsea, Kai Havertz, mengatakan golnya pada final Liga Champions membuat kritik negatif yang dia terima akhirnya berhenti.
Kai Havertz menjadi pahlawan Chelsea saat melawan Manchester City dalam final Liga Champions, Sabtu (29/5/2021) waktu setempat atau Minggu dini hari WIB.
Gol tunggalnya pada menit ke-42 memastikan Chelsea menang 1-0 dan meraih trofi Liga Champions untuk kedua kali sepanjang sejarah.
Prestasi tersebut seperti menjadi angin segar untuk Havertz pada akhir musim perdananya bersama The Blues.
Datang dari Bayer Leverkusen, performa Havertz menjadi sorotan karena ia baru mencetak empat gol di Liga Inggris dari 27 penampilan.
Tak sedikit yang menyebut pemain berusia 21 tahun tersebut tak ubahnya pembelian sia-sia Chelsea.
Dikutip BolaSport.com dari Kicker, Havertz mengatakan opini minor soalnya sudah tidak terdengar lagi.
“Pada akhirnya tidak akan ada yang mengingat hal-hal negatif yang sudah berlangsung sepanjang musim,” kata Havertz.
Baca Juga: Presiden Juventus Ungkap Tujuan Super League: Reformasi dan Bukan Kudeta
“Hal terpenting adalah saya mencetak gol dan Chelsea mendapatkan titel. Gol ke gawang Manchester City itu akan saya ingat selama hidup.”
Di sisi lain, pemain bertinggi 189 cm tersebut tak menampik ia sudah memperkirakan kiprahnya selama berseragam Chelsea akan menjadi sorotan.
“Saya sudah tahu sejak musim panas 2020 dan semua orang sudah memberitahu bahwa saya akan butuh mungkin 1,5 tahun untuk benar-benar betah di Chelsea.”
Baca Juga: Tidak Ada Kesepakatan, Antonio Conte Batal Gantikan Jose Mourinho
“Pindah ke klub ini membuat saya harus menyesuaikan diri secara total,” tutur Havertz.
Performa Havertz baik saat masih di Bayer Leverkusen maupun di Chelsea tak lepas dari pantauan tim nasional Jerman.
Pelatih Die Mannschaft, Joachim Loew, pun memasukkan nama Havertz ke skuad untuk EURO 2020.
Baca Juga: Pertandingan Piala Super Eropa 2021 Bakal Digelar di Irlandia Utara
Havertz bertemu dengan Ilkay Guendogan yang ia jumpai pada final Liga Champions.
Guendogan membela Manchester City pada laga tersebut.
Menurut Havertz, hasil final Liga Champions tidak memengaruhi relasinya dengan Guendogan.
“Mungkin saya sulit berempati karena pekan lalu adalah pekan terbaik dalam kehidupan saya. Saya tidak bisa membayangkan perasaan dia. Yang jelas, hanya ada satu tim yang menang,” ucap dia.
“Namun, saya paham Guendogan bisa menerimanya. Dia pemain yang profesional,” tutur Havertz.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Kicker |
Komentar