BOLASPORT.COM - Andai berkompetisi di negara lain, Cristiano Ronaldo dan Paul Pogba bisa kena hukuman gara-gara aksi geser botol minuman.
Cristiano Ronaldo bikin kontroversi lewat gesturenya dalam acara konferensi pers pra-laga timnas Portugal versus timnas Hungaria pada fase grup EURO 2020, Selasa (15/6/2021).
Penyerang Juventus itu menyingkirkan dua botol Coca-cola dari atas meja.
Ronaldo kemudian mengangkat satu botol air mineral hingga tampak nyata di hadapan awak media.
CR7 memang menjauhi segala hal yang dapat merugikan kesehatan, termasuk minuman bersoda.
Baca Juga: Jadwal Siaran EURO 2020 Hari Ini - Belanda vs Austria, Singa Oranye Ketemu Mangsa Empuk
Hanya sehari berselang, Paul Pogba bikin aksi serupa usai membawa timnas Prancis mengalahkan timnas Jerman 1-0.
Bedanya, botol yang disingkirkan sang gelandang adalah produk minuman keras berlabel Heineken.
Seperti diketahui bahwa Pogba pantang meneguk minuman beralkohol karena larangan dari agamanya (islam).
Coca-cola dan Heineken sendiri merupakan salah satu sponsor EURO 2020.
Menurut Carlos Canto selaku CEO SPSG, perusahaan konsultan olahraga asal Spanyol, Ronaldo dan Pogba bisa dihukum jika melakukan hal tersebut di Amerika Serikat.
Pasalnya, tindakan kedua pemain dianggap menyalahi aturan kompetisi di Negeri Paman Sam.
"Hal seperti ini tak akan terjadi di AS," tutur Canto seperti dikutip BolaSport.com dari Marca.
"Kalau hal serupa terjadi di NFL atau NBA, pemain bisa dihukum. Mereka punya aturan disiplin yang sangat ketat. Anda tak bisa melakukan hal seperti itu."
"Ada tiga pihak yang terlibat: Coca Cola, Cristiano Ronaldo dan UEFA," kata Canto menambahkan.
Baca Juga: Rekor Pertemuan Denmark vs Belgia, Iblis Merah Kerepotan Jinakkan Dinamit
Aksi geser botol yang dilakukan Ronaldo disebut menjadi pemicu anjloknya saham Coca-cola.
Sebelum konferensi pers, saham Coca-cola di bursa Wall Street sempat menyentuh angka 56,10 dolar AS.
Setelah tindakan Ronaldo, saham turun ke level terendah ke angka 55,22 dolar AS per saham.
Saham Coca-cola anjlok 1,6 persen dengan nilai kapitalisasi pasar turun dari 242 miliar dolar AS ke 238 miliar dolar AS.
Kerugian yang dialami perusahaan asal Amerika Serikat tersebut mencapai 4 miliar dolar AS atau setara Rp 57 triliun.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Marca |
Komentar