BOLASPORT.COM - Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB), Sudjarno, mengatakan format empat grup Liga 2 masih belum pasti.
Kata Sudjarno, ada kemungkinan perubahan format yang terjadi di kompetisi kasta kedua di Indonesia itu.
Sebelumnya PT LIB sudah menjelaskan terkait rancangan format empat grup untuk Liga 2 2021.
Setiap grup nantinya akan diisi oleh enam klub dan digelar di Pulau Jawa serta luar Pulau Jawa.
Rencana itu pun mengundang beberapa protes dari klub Liga 2 seperti Persiba Balikpapan, Semen Padang, dan PS Tiga Naga.
Mereka meminta adanya perubahan format pembagian grup yang seharusnya tidak digelar dengan empat wilayah.
Sudjarno pun mencoba memahami keinginan setiap klub.
Oleh karena itu, ia mengatakan bisa saja format pembagian grup Liga 2 bisa berubah.
"Liga 2 masih jadi bahasan kami ya karena ada beberapa usulan yang masuk," kata Sudjarno kepada awak media termasuk BolaSport.com.
Baca Juga: Satu Pemain Persib Bandung Terancam Absen di Piala Wali Kota Solo
Kata Sudjarno, ada klub yang mengusulkan Liga 2 digelar dengan format dua wilayah seperti tahun-tahun biasanya.
Lanjutnya, ada juga yang mengusulkan Liga 2 digelar tiga wilayah.
Meski begitu sampai sekarang PT LIB tetap memberlakukan format empat grup.
Baca Juga: MotoGP Jerman 2021 - Raih Hasil Jeblok, Rossi Siap Pensiun Dini?
Sebab, sudah ada pendaftaran tuan rumah Liga 2 2021.
Sejauh ini sudah ada delapan klub yang mengajukan diri menjadi tuan rumah Liga 2 2021.
Mereka adalah Persis Solo, PSMS Medan, Sriwijaya FC, Martapura Dewa United, PSCS Cilacap, Kalteng Putera, Persiba Balikpapan, dan PSPS Riau.
Baca Juga: Hasil Copa America 2021 - Suarez Tak Bisa Nembak, Messi Bantu Cetak Gol, Argentina Tekuk Uruguay
Terbaru satu klub memutuskan mundur dari tuan rumah Liga 2 yakni Martapura Dewa United.
Dalam waktu dekat PT LIB akan melakukan pertemuan dengan peserta klub Liga 2.
"Nanti kami akan melakukan drawing dan pertemuan untuk memastikan akan menggunakan format mana," ucap Sudjarno.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar