BOLASPORT.COM - Legenda Manchester United, Roy Keane, menyebut Joao Felix penipu usai timnas Portugal tersingkir dari EURO 2020. Padahal, sang striker punya harga pasaran setara dengan megabintang Barcelona, Lionel Messi.
Sang juara bertahan, timnas Portugal tersingkir dari ajang Euro 2020 usai takluk dari timnas Belgia di babak 16 besar.
Bermain di Estadio de La Cartuja, Sevilla, Senin (28/6/2021), Portugal kalah tipis 0-1.
Gol kemenangan Belgia tercipta pada menit ke-42.
Thorgan Hazard menaklukkan kiper Portugal, Rui Patricio, dengan tendangan keras kaki kanan dari luar kotak penalti.
Baca Juga: EURO 2020 - Belgia Pulangkan Portugal, Thibaut Courtois Siap Tantang Italia
Joao Felix menjadi salah satu pemain Portugal yang memantik amarah Roy Keane, yang menjadi pundit di sebuah stasiun televisi.
Dalam keadaan tertinggal 0-1, pelatih Fernando Santos menarik Joao Moutinho dan memasukkan Felix pada menit ke-55.
Sayangnya, kehadiran striker Atletico Madrid itu tidak memberikan kontribusi berarti untuk Selecao das Quinas, julukan Portugal.
"Dia (Joao Felix) penipu, negara Anda membutuhkan Anda dan dia masuk," kata Keane seperti dikutip BolaSport.com dari TalkSport.
"Seharusnya dia bisa mencetak gol," ujar dia.
Keane kemudian mempertanyakan nilai pasaran selangit yang dimiliki pemain berusia 21 tahun ini.
Menurutnya, dengan penampilan melempem seperti itu, Felix tak pantas dihargai sangat mahal.
"Berapa sih harga pasar Joao Felix? 100 juta euro? Kalau saya Cristiano Ronaldo, saya akan memarahinya di ruang ganti," sambungnya.
"Penampilannya sungguh mengejutkan saya," tutur pria berusia 49 tahun ini menambahkan.
Menurut data Transfermarkt, Felix memiliki nilai pasaran mencapai 80 juta euro (sekitar Rp 1,3 triliun), yang setara dengan harga pasaran Lionel Messi saat ini.
Nilai pasar Joao Felix pernah menyentuh 100 juta euro (sekitar Rp 1,7 triliun), tetapi itu terjadi pada 2019.
Baca Juga: Jadwal Euro 2020 Hari Ini - Kroasia Vs Spanyol, Prancis Diuji Swiss
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | talkSPORT, Transfermarkt |
Komentar