BOLASPORT.COM – Pandemi Covid-19 tak hanya berdampak bagi sektor kesehatan, namun juga bagi sektor ekonomi. Hal ini mendorong para pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) beradaptasi dan bertransformasi secara cepat.
Hal itulah yang dilakukan Teddy Yulianto, pengusaha dan pemilik restoran seafood Cut The Crab. Ia mengaku melakukan adaptasi dengan lebih hati-hati dalam mengelola keuangan.
“Dengan manajemen keuangan yang baik di masa pandemi, pelaku usaha makanan minuman seperti kami masih cukup bisa menjaga arus kas sampai punya ruang untuk membuka cabang,” jelas Teddy Dialog Produktif KPCPEN yang disiarkan di FMB9ID_IKP, Rabu (30/6).
Selain itu, Teddy menuturkan, dirinya juga terbantu oleh sejumlah stimulus yang diberikan pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Program PEN dihadirkan pemerintah untuk menstimulasi perekonomian nasional, mempertahankan daya beli masyarakat, serta menyokong sektor perekonomian penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), termasuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Bantuan program PEN yang sempat dirasakannya berbentuk bantuan langsung tunai (BLT) BPJS. Bantuan itu turut membantu karyawan Cut The Crab yang berpenghasilan di bawah Rp 5 juta.
Baca Juga: Tak Ada Potongan Gaji, Semangat Pemain AHHA PS Pati FC Jadi Berlipat Ganda
“Dari sisi bantuan pemerintah, karyawan pun sudah mendapatkan dukungan positif,” cerita Teddy.
Dalam acara dialog yang sama, Staf Khusus Kementerian Keuangan Yustinus Prastowo mengatakan, tren perekonomian Indonesia tengah menunjukkan pergerakan ke arah kebijakan yang tepat.
Meski demikian, upaya untuk penanganan kesehatan dan di saat bersamaan mengatasi dampak sosial ekonomi akibat Covid-19 masih akan terus dilakukan.
"Di saat seperti ini, negara hadir mengambil alih sebagian besar tanggung jawab perekonomian dengan meluncurkan berbagai stimulus ekonomi," kata Yustinus.
Lebih lanjut, Yustinus menyampaikan, pemerintah terus memperkuat stimulus ekonomi kepada pelaku UMKM dan industri, termasuk memperkuat perekonomian masyarakat kelas menengah ke bawah dengan menggelontorkan jaring pengaman sosial dengan beragam skema dan saluran.
Baca Juga: Agar Manfaatnya Signifikan, Serapan Anggaran PEN Harus Dipercepat
“Sektor yang masih bisa bergeliat, kami fasilitasi. Sementara itu, sektor yang terdampak berat, kita beri dukungan,” ujar Yustinus.
Sampai saat ini, Yustinus menjelaskan, sebanyak 40 Juta KK atau sekitar 120-140 juta jiwa di seluruh Indonesia sudah mendapatkan jaring pengaman sosial dengan beragam skema.
Pada penerapan program PEN, UMKM mendapatkan bantuan produktif berupa modal, subsidi bunga, sampai penundaan pembayaran kredit yang bisa didapatkan dari Kementerian Koperasi dan UKM, lembaga keuangan seperti Pegadaian, atau bank-bank BUMN.
“Sementara untuk intensif perpajakan, pelaku UMKM disarankan menghubungi Ditjen Pajak Kemenkeu. Tak hanya itu, masih banyak bantuan-bantuan lain tersebar di kementerian dan lembaga lain” tambah Yustinus.
Baca Juga: PPKM, Persib Bandung Latihan Lewat Video
Pengusaha bisa ambil sisi positif dari pandemi
Di sisi lain, perencana keuangan, Rista Zwestika, menyemangati masyarakat dan pelaku usaha untuk mengambil sisi positif di masa pandemi.
“Pandemi Covid-19 mendorong masyarakat untuk keluar dari zona nyaman karena adanya risiko yang harus dihadapi. Dengan demikian, merencanakan keuangan pribadi maupun keuangan bisnis menjadi sangat diperlukan,” jelas Rista.
Rista Menyarankan, untuk saat ini, arus keuangan harus diurutkan sesuai skala prioritas demi memenuhi kewajiban pembayaran, belanja kebutuhan hidup, baru kemudian memenuhi keinginan.
“Di level selanjutnya, kita perlu merencanakan keuangan ini untuk memitigasi risiko yang akan terjadi, baik memberi perlindungan jiwa dan kesehatan kita. Dengan kondisi pandemi sekarang ini ketika banyak dari kita kehilangan pendapatan, cobalah mengatur kembali keuangan kita,” sarannya.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar