BOLASPORT.COM - Bek timnas Inggris, Harry Maguire, mengungkapkan bahwa ayahnya menjadi korban kerusuhan di final EURO 2020.
Ayah Harry Maguire, Alan Maguire, menjadi salah satu korban dalam kerusuhan final EURO 2020.
Seperti diketahui, suporter timnas Inggris membuat rusuh di Stadion Wembley jelang laga puncak Piala Eropa 2020 melawan timnas Italia, Minggu (11/7/2021).
Para suporter tersebut diketahui memaksakan diri menerobos masuk ke dalam stadion setelah kehabisan tiket.
Alhasil, huru-hara di sekitar area Wembley tak terhindarkan.
Baca Juga: Berkah Ganda Federico Bernardeschi, Antar Italia Juara EURO 2020, Naik Ke Pelaminan Kemudian
Sekelompok penggemar dan pihak keamanan terlibat bentrok yang mengakibatkan kedua belah pihak mengalami luka-luka.
Sejumlah fan Inggris yang sudah mengantongi tiket masuk juga terkena imbas dari insiden itu.
Harry Maguire kemudian menjelaskan bahwa ayahnya adalah salah satu penonton yang terjebak dalam kekacauan tersebut.
Maguire mengatakan ayahnya menderita patah tulang rusuk karena terinjak-injak hingga kesulitan untuk bernapas.
"Ayah saya terinjak-injak, saya belum banyak bicara dengannya," kata Maguire seperti dikutip BolaSport.com dari Sky Sports.
"Untungnya, ayah tidak mengajak anak-anak saya pergi ke pertandingan."
Baca Juga: Merapat ke Manchester United, Jadon Sancho Tak Bisa Rebut Nomor 7 Milik Edinson Cavani
"Jadi saya bersyukur itu tidak terjadi, karena ini bisa menjadi momen yang sangat serius."
"Itu menakutkan, dia bilang dia takut dan saya tidak ingin ada yang mengalami itu di pertandingan sepak bola."
"Saya telah melihat banyak video dan telah berbicara dengan ayah dan keluarga saya."
"Ayah dan agen saya yang paling menderita."
"Dia berjuang dengan napasnya setelah itu karena tulang rusuknya, tetapi dia bukan orang yang membuat keributan," ucapnya.
Lebih lanjut, palang pintu Manchester United itu berharap kejadian serupa tak kembali terulang ke depannya.
"Saya harap kita bisa belajar dari ini dan memastikan itu tidak terjadi lagi," sambungnya.
"Ayah akan selalu mendukung saya dan pergi ke pertandingan, tetapi dia akan sedikit lebih sadar akan segala sesuatu yang terjadi di sekitar."
"Kita semua harus lebih sadar dan belajar darinya."
"Segalanya bisa jauh lebih buruk, tetapi kami harus memastikan itu tidak terjadi lagi," tutur bek berusia 28 tahun ini menambahkan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sky Sports |
Komentar