BOLASPORT.COM - Pasangan ganda putri Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, menghadapi tantangan sulit jelang Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar dalam keaadaan tidak biasa setelah penonton tidak diperkenankan hadir oleh panitia penyelenggara (TOGOC).
Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara baru satu kali mengikuti pertandingan pada kalender kompetisi 2021.
Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara mengakui bahwa mereka mengalami masa-masa sulit selama setahun terakhir, terutama pada bulan-bulan awal lockdown.
"Ketika Olimpiade ditunda, dan ketika kami tidak bisa berlatih karena keadaan darurat, kami kehilangan motivasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Nagahara dilansir BolaSport.com dari BWF Badminton.
"Setelah itu, ketika Covid berangsur-angsur mereda dan pelatihan hingga turnamen mulai dilanjutkan sedikit demi sedikit. Kami dapat mengatur ulang pikiran kami dan mulai bekerja keras untuk Olimpiade," tutur Nagahara.
"Jadi, kami melakukan yang terbaik. Namun bukan hanya kami. Hal sama juga berlaku untuk semua pemain lain sehingga kami akan tetap fokus pada Olimpiade dan terus bekerja keras."
Sementara itu, Matsumoto percaya bahwa keadaan khusus saat Olimpiade diadakan sebenarnya akan bertindak sebagai insentif bagi para pemain untuk bermain di luar kemampuan mereka.
"Saya pikir para atlet akan dapat menunjukkan kekuatan mereka lebih dari sebelumnya karena mereka akan bersaing dalam situasi seperti itu. Saya pikir para atlet Jepang pasti akan bekerja lebih keras lagi," ucap Matsumoto.
Matsumoto/Nagahara hanya tampil pada dua turnamen internasional sejak diberlakukannya penguncian di seluruh dunia pada Maret/April 2020, telah memanfaatkan sepenuhnya kedua peluang tersebut.
Mereka kalah tipis pada final Denmark Open 2020 dari rekan senegaranya, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, tetapi membalas dendam pada All England 2021 dengan menang straight game pada final.
Nagahara melihat konsistensi mereka hingga kepercayaan diri yang diperoleh dari memenangkan Kejuaraan Dunia pada Agustus 2019.
"Pada paruh pertama musim (kualifikasi Olimpiade), kami tertinggal, sementara pasangan Jepang lainnya tampil bagus. Kami merasa jika kami tidak memenangkan Kejuaraan Dunia pada Agustus, persaingan di masa depan akan sulit," ucap Nagahara.
"Jadi, salah satu kuncinya adalah melihat seberapa baik yang bisa kami lakukan pada Kejuaraan Dunia. Memenangkan Kejuaraan Dunia untuk kedua kalinya berturut-turut memberi kami kepercayaan diri yang besar."
"Kami mampu secara bertahap meningkatkan hasil kami dari sana. Saya pikir poin kunci pertama kami adalah Kejuaraan Dunia," aku Nagahara.
Baca Juga: Cerita Mike Tyson yang Pernah Dihajar Musuhnya dalam Laga Amatir
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF Badminton |
Komentar