BOLASPORT.COM - Mulai dari Real Madrid sampai ke Persija Jakarta, para pelatih asal Italia saat ini menginvasi hampir semua penjuru dunia.
Selain dikenal sebagai produsen pemain kelas wahid, kualitas pelatih Italia telah diakui di dunia sepak bola sejak lampau.
Buktinya, peramu taktik asal Negeri Piza dipakai jasanya oleh tim di hampir seantero Bumi.
Baik di level klub maupun tim nasional, mereka dianggap bisa memberikan sentuhan berbeda untuk racikan skuad.
Di antara nama-nama yang masih aktif berkarier di luar tanah airnya saat ini, Carlo Ancelotti bisa dibilang paling sukses.
Baca Juga: Italia Juara EURO 2020 setelah Gagal ke Piala Dunia, Bangkit dari Kubur seperti 4 Negara Ini
Baca Juga: Klasemen dan Jadwal Olimpiade Tokyo 2020 - Cuma Jepang Sempurna, Brasil Mandul, Besok Penentuan
Per 1 Juni lalu, legenda AC Milan dan AS Roma tersebut kembali menukangi Real Madrid, klub yang dia poles pada 2013-2015.
Total 11 trofi dia persembahkan buat klub non-Italia.
Perinciannya adalah 3 gelar buat Chelsea, 1 untuk Paris Saint-Germain, 4 di Real Madrid, dan 3 saat membesut Bayern Muenchen.
Chelsea adalah klub luar Italia pertama yang dia latih antara tahun 2009-2011.
Sebelum mengembara ke luar negeri, pria beralias Don Carlo menuai kejayaan bareng AC Milan (2001-2009) dan menguji kualitas di Juventus (1999-2001), Parma (1996-1998), serta klub asuhan pertamanya, Reggiana (1995-1996).
Sekarang, dia berusaha membentuk periode keemasan kedua di Real Madrid.
Baca Juga: Liga Italia Siap-siap Dikurangi Lagi Jadi 18 Klub, demi Kembali ke Zaman Keemasan
Di bawah sorot lampu tak segemerlap Ancelotti, lebih banyak pelatih Italia mengadu nasib untuk mencari kejayaan ataupun meretas karier.
Bahkan, tak sedikit dari mereka menjajal peruntungan di tempat tak biasa.
Roberto De Zerbi menjalani musim debut melatih di luar Liga Italia bersama klub top Ukraina, Shakhtar Donetsk.
Tangan kanan De Zerbi saat menukangi Sassuolo, Francesco Farioli, juga memulai tugas di klub Liga Super Turki, Fatih Karagumruk.
Di sana Farioli, yang masih berumur 32 tahun, menempa nama-nama kondang seperti eks gelandang AC Milan dan Lazio, Lucas Biglia, mantan penyerang Chelsea, Liverpool, dan Milan, Fabio Borini, hingga bekas striker andalan PSG, Mevlut Erdinc.
Di level timnas Eropa ada Marco Rossi, yang memimpin Hungaria di Euro 2020, Edoardo Reja (Albania), hingga Gianni De Biasi (Azerbaijan) dan Devis Mangia (Malta).
Menyeberang jauh ke Asia, invasi pelatih-pelatih Italia tak kalah semarak.
Kapten Gli Azzurri saat juara Piala Dunia 2006, Fabio Cannavaro, masih berada di balik kemudi klub raksasa China, Guangzhou FC.
Cannavaro memberikan dua gelar top bagi Guangzhou dan sempat menjalani periode singkat melatih timnas China pada 2019.
Invasi allenatore impor dari Negeri Piza tak luput menyentuh sepak bola Indonesia.
Pelakonnya ialah Angelo Alessio, eks asisten Antonio Conte saat di Juventus, timnas Italia, dan Chelsea.
Pria paruh baya yang pernah berseragam Juve pada 1987-1992 ini memutuskan pecah kongsi dengan Conte dan mulai mandiri melatih di Skotlandia bersama Kilmarnock (2019).
Selanjutnya, dia terbang ribuan kilometer dan mendarat di klub elite Liga Indonesia, Persija Jakarta, pada 10 Juni.
Sudah sebulan lebih dilantik Macan Kemayoran, Alessio masih menanti debutnya seturut penangguhan jadwal Liga 1 karena pandemi.
Baca Juga: Pelatih Anyar Persija Ungkap Keinginannya Belajar Bahasa Indonesia
"Saya akan mencoba (belajar bahasa Indonesia)," kata Angelo Alessio, dilansir BolaSport.com dari laman resmi Persija.
"Saat ini saya baru datang di Indonesia. Saya punya staf pelatih dan mereka sudah mengenal para pemain."
"Jadi hal itu (bahasa) tidak akan menjadi masalah," ujarnya.
Terkait komunikasi, Alessio juga mendapatkan bantuan dari salah satu pemainnya, Otavio Dutra.
"Di Persija, saya tidak cuma jadi pemain, tapi juga penerjemah," kata Otavio Dutra.
"Saya senang membantu mereka karena menurut saya Tuhan akan membuka jalan untuk saya dan keluarga kalau membantu orang lain," tutur bek tengah naturalisasi dari Brasil itu.
Beralih ke negara lain, jangan lupakan pula keberadaan eks pelatih Inter Milan, Andrea Stramaccioni, yang kini membesut klub Qatar, Al-Gharafa.
Strama sudah mengembara ke luar Italia sejak meninggalkan Udinese pada 2015.
✅ OFICIAL I El entrenador italiano, Andrea Stramaccioni, ficha como nuevo entrenador de Al-Gharafa. pic.twitter.com/e8YSrdk0Zk
— Soy Calcio (@SoyCalcio_) July 15, 2021
Ia mengadu nasib di Yunani, Rep Ceko, Iran, dan kini mendarat di Qatar.
Satu lagi petualang Italia yang lekat dengan kiprah di Liga Indonesia ialah Vincenzo Alberto Annese.
Pelatih PSIS Semarang pada 2018 itu baru saja mengantar Gokulam Kerala juara Liga India musim 2020-2021.
Baca Juga: Sempat Jeblok Latih PSIS, Pelatih asal Italia Bawa Klub India Juara Liga
Menurut data referensi yang dicomot BolaSport.com dari Transfermarkt, total ada 184 pelatih asal Italia yang terdaftar sedang mengembara di luar negaranya.
Mereka bekerja sebagai pelatih di level klub maupun tim nasional, serta pada level kompetisi senior ataupun junior.
Daftar lengkap para pelatih asal Italia di seluruh penjuru dunia bisa dilihat melalui pranala berikut ini.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | persija.id, Gazzetta.it, Transfermarkt.com |
Komentar