BOLASPORT.COM - Atlet dayung Indonesia, Melani Putri dan Mutiara Rahma Putri, dinilai membutuhkan lebih banyak jam terbang setelah Olimpiade Tokyo 2020.
Melani Putri/Mutiara Rahma Putri meraih hasil kurang maksimal saat berlomba pada nomor Lightweight Double Sculls (LWX2) Olimpiade Tokyo 2020.
Tampil di Sea Forest Waterway Waterway Tokyo Jepang, Kamis (29/7/2021), Melati/Mutiara menempati peringkat ke-17 pada final C (perebutan posisi 13-18).
Melani Putri/Mutiara Rahma Putri menduduki posisi tersebut setelah mencatatkan waktu 7 menit 25,06 detik.
Baca Juga: Hasil Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020 - Anthony Melaju ke Perempatfinal
Pelatih Dayung Indonesia, Muhammad Hadris, mengevaluasi penampilan Melani Putri/Mutiara Rahma Putri.
Muhammad Hadris menyebut bahwa catatan waktu yang ditorehkan Melani/Mutiara pada final C lebih baik dibandingkan saat turun pada babak repechage.
"Saat repechage, catatan waktu anak-anak 8 menit 03,19 detik, jadi sekarang sebenarnya lebih baik," kata Hadris, dilansir dari NOC Indonesia.
"Mereka sudah berusaha maksimal untuk bisa memenuhi target masuk 16 Besar. Tetapi, Tunisia memang jauh lebih unggul," imbuhnya.
Baca Juga: Hasil Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020 - Greysia/Apriyani Singkirkan Wakil China dalam 100 Menit
Muhammad Hadris percaya bahwa potensi cabang olahraga dayung untuk meraih prestasi cukup besar.
Untuk itu, Muhammad Hadris menekankan perlunya trainning camp (TC) di luar negeri untuk menambah jam terbang.
Langkah itu bertujuan agar atlet dayung Indonesia bisa meningkatkan prestasinya pada Olimpiade berikutnya di Paris pada 2024.
Selain menambah jam terbang, TC di luar negeri akan membuat atlet dayung lebih fokus menjalani event internasional.
"Ke depan, kami perlu mengirimkan atlet menjalani TC di luar negeri," kata Muhammad Hadris.
"Jadi, mereka bisa lebih fokus dan bisa mengikuti berbegai event internasional."
"Menurut saya ini penting bagi Melani/Mutiara karena mereka ini masih muda dan potensial untuk tampil lagi di Olimpiade 2024 Paris," imbuhnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Meski Tersisih, Pepanah Alviyanto Bagas Petik Pengalaman Berharga
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | NOC Indonesia |
Komentar