BOLASPORT.COM - Kemenangan Anthony Sinisuka Ginting atas Anders Antonsen (Denmark) pada babak perempat final tunggal putra Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tonggak sejarah tersendiri bagi Indonesia.
Setelah tiga kali absen, akhirnya wakil tunggal putra Indonesia kembali hadir pada babak semifinal Olimpiade.
Para pemain tunggal putra Indonesia terakhir yang mampu menembus babak empat besar Olimpiade ialah Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro.
Keduanya sama-sama menjadi semifinalis pada Olimpiade Athena 2004 alias tiga penyelenggaraan yang lalu.
Setelah itu, tak ada lagi pemain tunggal putra Merah Putih yang mampu mencapai babak semifinal.
Pada Olimpiade Beijing 2008, pencapaian terbaik tunggal putra Indonesia ialah menjadi perempat finalis.
Status ini diraih Sony Dwi Kuncoro, sementara sang juara bertahan, Taufik Hidayat, hanya bisa menembus babak kedua.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Lalu Muhammad Zohri Hadapi Tantangan Berat
Empat tahun kemudian alias pada Olimpiade London 2012, tunggal putra Indonesia lagi-lagi tak mampu bicara banyak.
Baik Taufik Hidayat maupun Simon Santoso, hanya bisa bertahan pada babak 16 besar.
Pun demikian yang terjadi pada Olimpiade Rio 2016.
Cuma meloloskan Tommy Sugiarto, sekali lagi tunggal putra Tanah Air terhenti pada babak 16 besar.
Skuad tunggal putra Indonesia baru bisa bersaing dalam perebutan medali pada Olimpiade Tokyo 2020, setelah Anthony Sinisuka Ginting melaju ke semifinal.
Diberitakan BolaSport.com sebelumnya, Anthony maju ke semifinal usai memenangi pertarungan sengit kontra Anders Antonsen dalam tempo 79 menit.
Usai memenangi gim kesatu, Anthony gagal mengamankan gim kedua. Alhasil, laga melawan Antonsen harus diselesaikan melalui rubber game.
Pada gim penentuan inilah, Anthony kembali membuktikan ketangguhannya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Kata Wakil China Jelang Hadapi Greysia/Apriyani pada Babak Final
Dia pun memenangi pertandingan atas Antonsen dengan skor 21-18, 15-21, 21-18.
"Poinnya sangat dekat pada pertandingan terakhir, kami sama-sama gugup, sama-sama ingin menang. Ketika akhirnya saya menang, saya hanya bisa berteriak," tutur Anthony, dikutip dari BWF Badminton.
"Bisa berada pada semifinal berarti segalanya bagi saya, karena ini adalah Olimpiade. Ini salah satu impian saya."
"Saya akan terus mencoba memberikan yang terbaik setiap saat," kata Anthony menegaskan.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Kekalahan dari Anthony Bikin Antonsen Merasa Terluka
Satu tempat pada babak empat besar Olimpiade Tokyo 2020 memastikan Anthony Sinisuka Ginting kini menjadi pemain tunggal putra ke-8 dari Indonesia yang mampu menjadi semifinalis.
Sejarah mencatat, Indonesia mengawali kiprah mereka pada cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade dengan menempatkan tiga pemain tunggal putra ke babak semifinal.
Pada Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budi Kusuma, Ardy Wiranata, dan Hermawan Susanto, kompak menembus babak empat besar.
Namun, dari ketiga nama tersebut, hanya Alan dan Ardy yang sukses melanjutkan langkah ke babak final.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Ketika Greysia Minta Menang 2 Gim ke Apriyani
Alan lalu meraih medali emas, sedangkan Ardy mendapatkan medali perak. Sementara itu, Hermawan menggenggam medali perunggu.
Pada Olimpiade Atlanta 1996, tren pemain tunggal putra menembus babak semifinal masih berlangsung.
Kala itu, pemain yang berhasil menjadi semifinalis ialah Haryanto Arbi.
Empat tahun berikutnya, giliran Hendrawan yang menjadi semifinalis pada Olimpiade Sydney 2000.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Chen Long Temui Anthony Ginting Usai Ukir 'Hat-trick' ke Semifinal
Sosok yang kini menjadi pelatih tunggal putra di timnas Malaysia itu kemudian melanjutkan langkahnya dengan mencapai babak final.
Hendrawan lalu menyudahi perjuangannya pada Olimpiade Sydney dengan meraih medali perak.
Berikut daftar pemain tunggal putra Indonesia yang berhasil menembus semifinal Olimpiade.
Barcelona 1992: Alan Budi Kusuma (emas), Ardy Wiranata (perak), Hermawan Susanto (perunggu)
Atlanta 1996: Haryanto Arbi (peringkat ke-4)
Sydney 2000: Hendrawan (perak)
Athena 2004: Taufik Hidayat (emas), Sony Dwi Kuncoro (perunggu)
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BWF Badminton, BWF Tournament Software |
Komentar