BOLASPORT.COM - Kapten PSM Makassar, Zulkifli Syukur, menilai kondisi sepak bola Indonesia sekarang lebih buruk dari masa dualisme.
Apa yang diungkapkan Zulkifli Syukur tersebut bukannya tanpa alasan.
Pemain yang berposisi sebagai bek merasakan sendiri dua masa kelam sepak bola Indonesia.
Pertama yakni ketika terjadi dualisme sepak bola Indonesia pada periode 2011-2013.
Momen kedua adalah ketidakjelasan kompetisi Liga 1 saat ini.
Baca Juga: Tinggal di Belanda, Bagus Kahfi Lebih Suka Masakan Spanyol
Dari pengalamannya tersebut, Zulkifli Syukur menilai kondisi sekarang lebih buruk ketimbang waktu dualisme terjadi.
Pemain yang pernah membela Persib bahkan tak segan-segan menyebut masa ini menjadi kedaan paling buruk sepanjang kariernya.
Apa yang diungkapkan Zulkifli disebabkan karena tak jelasnya kompetisi Liga 1.
Baca Juga: Pesepakbola Indonesia di Belanda Termotivasi dengan Asnawi Mangkualam
Situasi diperparah ketika Liga 1 tak kunjung jalan meski para pemain sudah berjanji bakal menaati protokol kesehatan yang ada.
Zulkifli tak mengerti apa yang harus dilakukan guna kompetisi bisa kembali digelar.
"Ini menjadi keadaan paling buruk selama saya berkarier," kata Zulkifli, dilansir BolaSport.com dari Kompas.com.
"Ya, sampai sekarang liga juga belum bergulir.
"Padahal, segala persyaratan sudah terpenuhi termasuk protokol kesehatan, aktivitas pun juga sudah dibatasi," ujarnya.
Terlepas dari semua itu, Zulkifli tetap berharap kompetisi bisa segera digulirkan.
Baca Juga: Ini Alasan Pelatih Ansan Greeners Cadangkan Asnawi Mangkualam Saat Imbang Lawan Jeonnam Dragons
Jika dapat memilih, pemain PSM berusia 37 tahun ingin Liga 1 2021 dimulai pada bulan ini.
"Seharusnya Agustus mendatang sudah digulirkan," ucap Zulkifli.
"Sekarang bagaimana caranya PSSI meyakinkan Pemerintah, Satgas, dan Polri supaya kompetisi bisa bergulir lagi," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Demi Timnas Indonesia, Zulkifli Syukur Berharap Kejelasan Liga 1
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar