BOLASPORT.COM - Sasha Attwood, yang merupakan pacar pemain Inggris, Jack Grealish, menjadi korban kekejaman netizen saat EURO 2020, di mana dirinya mendapat 200 ancaman pembunuhan sehari.
Saat EURO 2020, tak sedikit pemain yang menjadi sasaran pelecehan oleh netizen di media sosial.
Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka merupakan tiga dari sekian banyak korban kekejaman jari warganet selama EURO 2020.
Ketiga pemain timnas Inggris itu menjadi sasaran pelecehan rasialisme di media sosial setelah gagal mengeksekusi penalti dalam kekalahan dari timnas Italia pada babak final EURO 2020.
Pelecehan dari netizen itu ternyata tak hanya menyasar para pemain yang berlaga di EURO 2020, tetapi juga orang terdekat mereka.
Baca Juga: Alvaro Morata Melempem di EURO 2020, Sang Anak Dapat Ancaman Pembunuhan dari Fan
Pacar Jack Grealish, Sasha Attwood, menjadi korban terbaru pelecehan dari netizen di media sosial TikTok dan Instagram.
Bahkan, Sasha Attwood mengaku mendapatkan 200 ancaman pembunuhan sehari selama EURO 2020.
Sasha Attwood mendapati dirinya dibombardir dengan pesan dan komentar kebencian selama EURO 2020 saat menyemangati Jack Grealish dan timnas Inggris.
Dalam sebuah video yang diunggah pada Senin (2/8/2021) di saluran YouTube-nya, Attwood awalnya mengutarakan bahwa dia saat ini mencoba merahasiakan kehidupan pribadinya dan menonaktifkan media sosial.
Attwood kemudian mengatakan bahwa hal itu dilakukan karena menurut dia orang-orang di media sosial sangat jahat.
Saat EURO 2020, Attwood mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan ancaman pembunuhan hingga 200 kali sehari.
"Semua ini menunjukkan kepada saya bahwa orang-orang benar-benar jahat," kata Attwood, dikutip BolaSport.com dari YouTube pribadi pacar Grealish itu.
"Mereka berkata, 'Saya harap Anda terkena kanker dan mati' atau 'Saya harap seluruh keluarga Anda mati'."
"Mereka berkata, 'Saya harap lain kali Anda berada di dalam mobil, mengalami tabrakan dan mati, saya harap setelah Wembley Anda mati'."
"Saya menerima 200 ancaman pembunuhan sehari. Saya tidak melebih-lebihkan ketika saya mengatakan itu."
"Saya mendapat begitu banyak pesan setiap hari. Saya masih mendapatkannya sekarang, sepanjang hari setiap hari."
Baca Juga: Bukayo Saka: Saya Tahu Pasti akan Di-Bully Warganet karena Gagal Penalti
"Hal-hal seperti itu jelas cukup banyak selama EURO, tetapi saya tidak pernah berpikir bahwa akan seburuk ini."
"Hal itu benar-benar mengejutkan saya betapa jahatnya orang tanpa alasan apa pun."
"Saya selalu menjadi orang yang cukup kuat, saya selalu sangat pandai untuk tak memedulikan pendapat orang."
"Namun, ini berada di level yang sama sekali berbeda," ujar perempuan yang berprofesi sebagai model tersebut.
Attwood juga tak menyangka bahwa banyak dari warganet yang mengancamnya tersebut merupakan remaja.
Model berusia 25 tahun ini tak mengerti mengapa mereka melakukan hal seperti itu di media sosial.
"Saya tidak pernah menyadari betapa buruknya itu, yang menakutkan adalah pesan-pesan itu dikirim oleh gadis-gadis muda," tutur Attwood.
"Saya membuka akun gadis-gadis yang telah mengirimi saya pesan-pesan mengerikan dan mereka ternyata berusia 13 atau 14 tahun. Sangat menyedihkan."
"Saya mencoba untuk mengingat diri saya pada usia tersebut, tetapi kemudian saya pikir ketika saya seusia mereka, saya tidak pernah mengirim pesan semacam itu."
"Saya pikir media sosial sangat beracun dan sangat menyedihkan generasi ini tumbuh dengan berpikir bahwa tidak masalah untuk mengatakan hal-hal seperti itu."
Baca Juga: Manchester City Bisa Boyong Harry Kane dan Jack Grealish dengan 1 Syarat
"Apabila Anda salah satu dari orang-orang sengaja mengirim pesan mengerikan, berharap seseorang mati atau berbicara tentang penampilan mereka, atau berbicara tentang kehidupan pribadi mereka, mengapa melakukannya? Apa yang Anda dapatkan dari itu?"
"Benar-benar sangat buruk, benar-benar mengerikan, dan saya merasa sangat cemas. Hal itu tidak bagus sama sekali," ujar Attwood lagi.
Attwood bukan satu-satunya pasangan pemain EURO yang menerima ancaman pembunuhan.
Alice, yang berstatus istri striker timnas Spanyol, Alvaro Morata, mengeklaim satu pengguna media sosial berharap dia dan keluarganya mendapatkan kanker.
Sementara itu, warganet yang lain mendoakan anak-anak Alice akan mengalami serangan jantung.
Pesan dan komentar tersebut dikirimkan setelah Morata gagal mengeksekusi penalti dalam kekalahan dari Italia pada fase semifinal.
Adapun pihak Instagram telah meluncurkan penyelidikan atas komentar Sasha dan mengatakan berkomitmen untuk menjaga platform tersebut tetap aman untuk semua orang.
"Tidak seorang pun harus mengalami pelecehan dan kami tidak menginginkannya di Instagram," kata seorang juru bicara Instagram, dikutip BolaSport.com dari The Sun.
Baca Juga: EURO 2020 - Lagi, Keluarga Penyerang Pesakitan Spanyol Jadi Sasaran Perundungan
"Kami mendorong orang-orang untuk mengaktifkan Hidden Words, sebuah fitur yang berarti bahwa mereka tidak bisa melihat penyalahgunaan dalam komentar atau DM."
"Kami juga sangat menyarankan agar orang melaporkan perilaku seperti ini ke polisi sehingga kami dapat mendukung mereka dalam penyelidikan mereka," lanjut juru bicara Instagram itu lagi.
Sementara itu, menurut The Sun, TikTok telah mengonfirmasi bahwa mereka sudah menghapus komentar pelecehan.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | The Sun, youtube.com/c/SashaRebecca |
Komentar