BOLASPORT.COM - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, melihat potensi besar atlet Indonesia dari Olimpiade Tokyo 2020.
Perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 resmi ditutup melalui seremoni yang berlangsung secara meriah di Stadion Nasional Baru, Tokyo, Jepang, Minggu (8/8/2021).
Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangan pada Olimpiade Tokyo 2020 dengan membawa pulang 1 medali emas, 1 medali perak, dan 3 medali perunggu.
Torehan tersebut membuat Indonesia menempati peringkat ke-55 dalam klasemen medali Olimpiade Tokyo 2020.
Baca Juga: Klasemen Akhir Olimpiade Tokyo 2020 - AS Juara, Indonesia Ke-2 di Asia Tenggara
Bicara soal peringkat, Indonesia mengalami penurunan dibandingkan pada partisipasi sebelumnya di Olimpiade Rio 2016.
Pada Olimpiade Rio 2016 Indonesia menempati peringkat ke-46 dengan koleksi 1 medali emas dan 2 medali perak.
Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, menilai peta kekuatan negara yang lebih merata sebagai salah satu penyebabnya.
Pada Olimpiade Tokyo 2020 ada sebanyak 93 negara dari 206 peserta (45,15 persen) yang berhasil memperoleh medali.
Baca Juga: Masih Penasaran dengan Medali Olimpiade, Riau Ega Mau Coba Lagi di Paris 2024
Dibandingkan Olimpiade Rio 2016, ada peningkatan 7 negara (3,6%) peraih medali pada edisi terkini pesta olahraga empat tahunan itu.
Sebanyak 17 negara juga mendapatkan lompatan prestasi yang tajam dari Olimpide Rio.
Misalnya, Norwegia menempati peringkat ke-20 pada Olimpiade Tokyo setelah hanya berada di peringkat ke-74 pada Olimpiade Rio.
Bahkan ada negara-negara yang sebelumnya tanpa medali di Olimpiade Rio tetapi kini menempati posisi tengah, seperti Uganda (36), Ekuador (38), dan Hong Kong (49).
Baca Juga: Para Peraih Medali Olimpiade Tokyo 2020 Penasaran Bonus Pemerintah
Okto, demikian dia akrab disapa, melihat pergeseran prestasi negara-negara lain disebabkan pandemi Covid-19 yang membayangi persiapan menuju Olimpiade.
"Ada juga yang mengalami penurunan, seperti Argentina yang sebelumnya menempati ranking ke-27 di Rio kini berada di peringkat 72," katanya.
"Kazakhstan yang di Rio 22 kini di posisi 83, Kolombia di Rio 23 kini menempati 66, Bahrain sebelumnya 48 di Tokyo hanya mampu berada di ranking 77."
"Ethiopia yang di Rio berada dua ranking di atas Indonesia, kini di urutan 56. Begitu juga Thailand yang di Rio 35 kini 52, berada di bawah Indonesia," imbuhnya.
Baca Juga: Angkat Besi Konsisten Beri Prestasi, Pemerintah Sah Saja Berpaling dari Sepak Bola
Okto berharap hasil Olimpiade Tokyo 2020 bisa menjadi evaluasi untuk persiapan menuju Olimpiade berikutnya di Paris, Prancis, pada 2014.
Okto melihat potensi besar dari atlet Indonesia saat ini.
Sebagai informasi, setengah kontingen Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020 berusia di bawah 24 tahun. Tiga di antaranya berhasil meraih medali.
Artinya, masih ada peluang bagi mereka untuk kembali lolos ke Olimpiade berikutnya dan menjadi harapan medali bagi Indonesia.
Baca Juga: Panjat Tebing Indonesia Merintis Jalan Raih Emas Olimpiade Paris 2024
"Sebanyak 14 orang atlet Indonesia yang turun di ada 14 atau 50 persen ini berusia kurang atau sama dengan 23 tahun," ujar Okto.
"Dan 21 atlet atau 75 persen secara usia masih mungkin tampil mengikuti kualifikasi menuju Paris."
"Sebut saja jika Greysia dan Eko disiplin berlatih, jaga fisik, asupan nutrisi baik, pun masih punya peluang tampil lagi di Paris," katanya.
Okto pun meminta izin kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, untuk bisa mengawal proses kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - PP PBSI Berharap Bisa Jaga Tradisi Medali Emas di Paris 2024
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | NOC Indonesia |
Komentar