BOLASPORT.COM - Kritik menghampiri Presiden Barcelona, Joan Laporta, menyusul kepergian megabintang klub, Lionel Messi.
Lionel Messi sudah bukan pemain Barcelona sejak Jumat (6/8/2021) dini hari WIB.
Kepastian itu diperoleh menyusul pengumuman yang dirilis oleh manajemen klub.
Jumlah tagihan yang membengkak mengakibatkan Barcelona tidak bisa memberikan kontrak baru untuk Messi.
Adapun El Barca juga sudah melakukan pemotongan gaji kepada beberapa pemain yang berpenghasilan tinggi.
Berita tersebut pun mengakhiri era kebersamaan Messi dan Blaugrana selama 17 tahun.
Situasi yang menimpa Messi tersebut membuat Joan Laporta menjadi sasaran kritik.
Mantan anggota dewan klub, Espai Barca Commission, Jaume Llopis, menilai Barcelona dan Laporta tidak serius mempertahankan pemain berusia 34 tahun tersebut.
“Masih ada 25 hari tersisa dan menurut saya Barcelona tidak mengerahkan segala upaya yang bisa ditempuh,” kata Llopis, dikutip BolaSport.com dari Marca.
Baca Juga: Bukan karena PPKM, Barcelona Bisa Rugi Rp 2 Triliun Gara-gara Messi
Llopis secara terbuka menyebut pihak Barcelona menyerah oleh tekanan CEO klub, Ferran Reverter.
“Mereka harus memotong gaji pemain yang sudah bersedia menempuh jalur itu. Menurut saya ada tekanan dari CEO untuk menyelamatkan uang dari gaji Messi.”
“Ada banyak langkah drastis yang bisa dilakukan, tetapi tidak dilakukan.”
Baca Juga: Lionel Messi Pergi, Ini 4 Kapten Barcelona di Musim 2021-2022
Llopis juga mengkritik manuver Laporta dan Barcelona yang masih mengusahakan wacana European Super League bisa berjalan.
Dari 12 klub penggagas, hanya Barcelona, Real Madrid, dan Juventus yang masih bersikukuh mengadakan turnamen tandingan Liga Champions itu.
Sebelumnya, ketiga klub mengatakan wacana European Super League akan berjalan, terutama setelah mereka menang di pengadilan melawan UEFA dan tidak bisa mendapat sanksi.
Baca Juga: Lionel Messi Gagal Bertahan, Ronald de Boer Kritik Kebijakan Transfer Barcelona
Joan Laporta pun terpantau sempat bertemu Presiden Real Madrid, Florentino Perez, dan Presiden Juventus, Andrea Agnelli.
Llopis menilai gestur Laporta tidak patut, karena saat itu masa depan Messi di Barcelona masih menggantung.
“European Super League memang proyek besar, tetapi tidak ada kepastian. Saya tidak tahu kenapa Laporta harus bertemu dengan Presiden Real Madrid.”
“Sulit memahami situasi ketika para suporter mencemaskan masa depan Leo, sementara Laporta malah duduk bersama Presiden Real Madrid. Seharusnya Barcelona punya sedikit martabat.”
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Marca |
Komentar