BOLASPORT.COM - Ambisi untuk meraih trofi Liga Champions semakin diperlihatkan Paris Saint-Germain (PSG) dengan merekrut Lionel Messi, namun ada satu kutukan yang menghalangi mereka saat ini.
Paris Saint-Germain resmi merekrut Lionel Messi mulai musim 2021-2022.
Proses transfer Lionel Messi ke Paris Saint-Germain diresmikan pada Selasa (10/8/2021) atau Rabu dini hari WIB.
Lionel Messi dikontrak selama 2 tahun oleh PSG, dengan opsi perpanjangan satu tahun.
La Pulga menerima gaji 35 juta euro per tahun.
Lionel Messi menjadi nama besar kelima musim ini yang didatangkan Paris Saint-Germain di bursa transfer musim panas ini.
Sebelumnya, ada Achraf Hakimi yang didatangkan dari Inter Milan, Sergio Ramos dari Real Madrid, Georginio Wijnaldum dari Liverpool dan Gianluigi Donnarumma dari AC Milan.
Tentunya, nama-nama besar yang didatangkan PSG kali ini demi memenuhi satu target yang belum mereka capai, yakni menjuarai Liga Champions.
Raksasa ibukota Prancis tersebut memang jadi rajanya Liga Prancis, namun belum sekalipun menjuarai trofi kuping besar.
Kesempatan terdekat PSG menjuarai Liga Champions adalah pada musim 2019-2020.
Akan tetapi di partai puncak, Neymar dkk dikalahkan oleh Bayern Muenchen.
Kini jelang musim baru 2021-2022, target serupa bakal tetap dicanangkan.
Dengan skuad mentereng saat ini, fans PSG sangat mendambakan timnya menjuarai Liga Champions.
Harapan yang melambung itu punya sisi kontradiktif dari sisi sang pelatih yang berasal dari Argentina, Mauricio Pochettino.
PSG dibayangi kutukan belum pernah ada tim yang dilatih pelatih asal Argentina yang menjuarai Liga Champions sejak berganti format dari European Cup pada 1992.
Pelatih-pelatih Argentina meski sampai di final gagal memecahkan kutukan tersebut.
Tercatat ada nama Hector Cuper, Diego Simeone, dan pelatih PSG saat ini sendiri, Mauricio Pochettino yang gagal di partai final.
Hector Cuper memimpin Valencia ke dua final Liga Champions berturut-turut pada musim 1999-2000 dan 2000-2001.
Namun dua kali beruntun pula ia gagal juara karena tumbang dari Real Madrid dan Bayern Muenchen.
Baca Juga: Kedatangan Lionel Messi ke PSG Bikin 1 Pemain Tak Senang, Inter Milan Intip Peluang
Serupa tapi tak sama dengan Cuper, Diego Simeone juga dua kali gagal juara setelah lolos ke final.
Bersama klubnya Atletico Madrid, Diego Simeone dikalahkan dua kali oleh rival sekota mereka Real Madrid pada final UCL 2014 dan 2016.
Sedangkan Mauricio Pochettino membawa Tottenham Hotspur pada final UCL 2019, dan harus tumbang dari Liverpool.
Sementara itu, hanya ada dua pelatih Argentina yang menjuarai European Cup yakni Luis Carniglia yang membawa Real Madrid juara pada 1958 dan 1959 dan Helenio Herrera untuk Inter Milan pada 1964 dan 1965.
Harapan besar sekaligus tekanan kini menjangkit Mauricio Pochettino sebagai pelatih PSG.
Trofi UCL sudah pasti didambakan oleh para fans dan pemilik PSG.
Ia pun tetap optimistis menatap musim depan dan berharap pemain-pemain barunya mampu mempersembahkan gelar untuk Les Parisien.
Baca Juga: Jelang Liga Inggris 2021-2022, David De Gea Peringatkan Dean Henderson soal Pos Kiper Man United
“Yang kami cari dalam para pemain adalah kepribadian dan mental juara,” ujar Pochettino dilansir BolaSport.com dari The World Game.
“Para pemain yang kami datangkan sudah memenangi gelar di beragam klub. Sekarang waktunya mereka berusaha membantu PSG untuk meraih gelar juga," tambahnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | wikipedia, BolaSport.com |
Komentar