BOLASPORT.COM - Setiap 14 Agustus, tiga hari sebelum Hari Kemerdekaan, Indonesia selalu memperingati Hari Pramuka.
Peringatan Hari Pramuka tahun ini cukup spesial lantaran bertepatan dengan momentum 60 tahun kiprah Gerakan Pramuka di Indonesia.
60 tahun lalu, tepatnya pada 14 Agustus 1961, Ketua Majelis Pimpinan Nasional Gerakan Pramuka pertama kali dilantik.
Sejak itu pula, Gerakan Pramuka menjadi organisasi kepanduan yang resmi di Tanah Air.
Baca Juga: Pemain Sudah Mulai Kembali, Persib Sudah Bisa Latihan Bersama?
Mungkin tak banyak yang tahu, Pramuka, khususnya di kancah dunia, punya kaitan yang erat dengan sepakbola.
Untuk mengetahui hal tersebut, kita perlu mundur jauh 100 tahun sebelum Pramuka Indonesia diresmikan, yakni tepatnya pada 1857.
Pada tahun itu, Robert Baden-Powell, yang disebut-sebut sebagai Bapak Pramuka Dunia, lahir ke dunia.
Baden-Powell merupakan sosok yang menginisiasi pembentukan Pramuka, atau lebih dikenal dengan nama Scout Movement, pada 1907.
Baca Juga: Kick-off Liga 1 Tinggal 2 Pekan, Persebaya Surabaya Dilanda Badai Cedera
Sebagai Letnan Jenderal di Ketentaraan Inggris, Powell memang sangat peduli dengan pembinaan remaja di Inggris pada awal abad 20.
Keinginan Powell mendirikan gerakan kepanduan sendiri tak bisa dilepaskan dari sepakbola.
Memang, Powell sendiri merupakan seorang pecinta sepakbola yang dalam sejarah hidupnya sempat bersinggungan dengan sejarah sepakbola Inggris.
Dikutip dari Kompas.com, Powell lahir enam tahun sebelum Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) terbentuk.
Baca Juga: Diisukan Gantikan Maverick Vinales di Sisa MotoGP 2021, Cal Crutchlow Bilang Begini
Pada 1870, Baden-Powell masuk ke sekolah menengah Charterhouse School, sekolah yang punya peran penting dalam pembentukan FA tujuh tahun sebelumnya.
Enam tahun kemudian, Powell menjadi bagian dari Charterhouse School XI dan bermain sebagai penjaga gawang.
Menurut majalah sekolah, The Carthusian, Baden-Powell dikenal sebagai kiper yang sangat tenang dan kalem.
Sayang, Powell melewatkan kesempatan juara bersama Charterhouse School.
Baca Juga: Liga 1 2021 Terapkan Format Baru, Pelatih Bhayangkara FC Enggan Bicara Untung Rugi
Padahal, pada gelaran Piala FA 1881, Old Carthusians - klub yang terbentuk dari mantan murid Charterhouse School - berhasil jadi juara.
Baden-Powell sendiri mengambil saripati yang didapatkannya dari relasi dengan sepakbola sebagai semangat untuk memunculkan gerakan kepanduan.
Dari sepakbola, Powell belajar pentingnya mengembangkan generasi muda lewat berbagai kegiatan positif, terutama yang berkaitan dengan fisik.
"Sepak bola merupakan permainan penting untuk mengembangkan pemuda dari segi fisik dan moral," ucap Baden-Powell dikutip Bolasport.com dari Kompas.
Baca Juga: Manchester United Vs Leeds United - Setan Merah Terancam Tampil Pincang
"Dari sepak bola, dia belajar bermain dengan baik dan tidak mementingkan diri sendiri."
"Mereka bermain di tempat yang seharusnya. Itulah latihan terbaik untuk menghadapi permainan apa pun dalam kehidupan," tuturnya.
Powell pun menyebarkan semangatnya tentang gerakan kepanduan setelah menerbitkan buku berjudul "Scouting for Boys" pada 1907.
Buku ini pula yang menjadi inspirasi gerakan pramuka di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Cara Mudah untuk Akrab dengan Lionel Messi, Bikin Dia Ketawa
Sebagai catatan, istilah scouting masih digunakan di dunia sepakbola untuk menggambarkan penyelidik atau pemandu bakat yang sedang mengobservasi lawan atau pemain berbakat.
Baden-Powell meninggal pada 1941 di Kenya, empat tahun setelah pensiun dari tugas ketentaraannya.
Atas jasanya, pemerintah Inggris lantas memberikan gelar 'Lord' di depan namanya.
View this post on Instagram
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | KOMPAS.com |
Komentar