BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri Thailand, Ratchanok Intanon, tengah berduka karena ibundanya tercinta, Kamphan Suwannasara, meninggal.
Hal ini tampak melalui unggahan Ratchanok Intanon pada akun Facebook. Dalam unggahannya, dia memberi penghormatan kepada Ibundanya yang wafat pada Kamis (19/8/2021).
Ratchanok Intanon yang kerap disapa May juga mengumumkan berita tersebut melalui akun Facebook ibunya.
Baca Juga: 1 Grup dengan Jepang, Malaysia Turunkan Pemain Muda pada Piala Thomas-Uber 2020
"Halo, ini bulan Mei. Ibuku selalu kuat. Ibu selalu peduli dengan orang-orang
di sekitarnya. May meminta maaf karena tidak bisa memberikan medali yang diimpikan," tulis Intanon.
"May ingin berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukung kami. Postingan ini akan menjadi yang terakhir posting dari akun Facebook ibu saya. Terima kasih atas ucapan selamat dan harapannya ibu selalu bisa tersenyum dan bahagia."
Lihat postingan ini di Instagram
Intanon adalah salah tunggal putri yang sangat berbakat. Dia menjadi pemain termuda yang pernah memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Junior pada usia 14 tahun.
Baca Juga: Update Jadwal MotoGP 2021 - GP Malaysia Batal, Sirkuit Misano Jadi Pengganti
Dia juga menjadi pemain pertama dalam sejarah bulu tangkis yang memenangkan tiga gelar Juara Dunia Junior berturut-turut (2009, 2010, 2011).
Intanon tercatat masuk dalam daftar tunggal putri termuda yang memenangi gelar kejuaraan dunia.
Intanon meraih gelar juara dunia BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tunggal putri pada 2013 ketika berusia 18 tahun.
Pemain yang kini berusia 26 tahun itu baru-baru ini mengungkapkan di Instagram bahwa
Olimpiade Paris 2024 bisa menjadi Olimpiade terakhirnya.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, perjalanan Intanon berakhir pada babak perempat final, 21-14, 18-21, 18-21 dari Tai Tzu Ying (Taiwan).
Setelah pertandingan tersebut, Intanon tampak meneteskan air mata. Menurut Intanon, pertandingan hari ini bukanlah masalah teknik atau skill.
"Saya sudah berkali-kali bertanding melawan Tzu Ying dan kami sudah paham sekali gaya bermain satu sama lain. Hari ini bukan soal kemampuan, tetapi soal mental," aku Intanon dilansir dari laman BWF.
Baca Juga: Paralimpiade Tokyo 2020 - Pandemi Belum Mereda, Tim Indonesia Wajib Jaga Diri
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Planet.com |
Komentar