BOLASPORT.COM - Ketika pebulu tangkis tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, membawa pulang medali emas Olimpiade Tokyo, dia mengukuhkan dirinya sebagai pahlawan olahraga Denmark.
Namun, pujian itu mendadak hilang setelah dia memutuskan menetap dan berlatih di Nad Al Sheba Sports Complex di Dubai, Uni Emirat Arab sejak 23 Agustus kemarin.
Salah satu alasannya, Viktor Axelsen pindah ke negara kaya minyak yang telah berulang kali dikritik karena kurangnya hak asasi manusia (HAM).
Media Denmark, TV 2 telah melaporkan bahwa Stanis Elsborg dari Play the Game diyakini sebagai alasan Dubai mampu menarik bintang olahraga seperti Axelsen, Cristiano Ronaldo, dan Novak Djokovic karenamenyediakan pusat pelatihan profesional mewah dan top bagi para atlet tersebut.
Play the Game merupakan konferensi internasional dan inisiatif komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat etika dasar olahraga dan mempromosikan demokrasi.
Baca Juga: Petrucci Diskusi dengan Rossi bahwa Pembalap MotoGP Sekarang 'Gila'
"Menurut Axelsen, fasilitas itu dibuat khusus untuknya. Dubai kemudian akan memprofilkan Axelsen, Ronaldo, dan bintang dunia lainnya di media sosial dan melalui berbagai saluran public relation," kata Elsborg dilansir BolaSport.com dari Badmintonplanet.
"Pihaknya mencoba menciptakan persepsi bahwa Dubai adalah surga pelatihan dan liburan, mengalihkan perhatian internasional dari catatan hak asasi manusianya yang buruk," ucap Elsborg.
Sementara itu, editor bulutangkis TV2 Denmark, Bostrup mengatakan bahwa popularitas Axelsen
mau tidak mau harus tenggelam akibat keputusannya itu.
Penasihat sponsor dan pakar branding di DentsuX menyarankan bahwa waktu memainkan peran
faktor penting dalam kepindahan Axelsen ke Dubai.
"Waktu kepindahannya sangat penting. Dia baru saja kembali dari Olimpiade dengan membawa medali emas. Dia memiliki status pahlawan sekarang dan menuai reaksi negatif setelah ke Dubai."
Kenneth Cortsen dari UCN University College juga menyebutkan bahwa Axelsen memiliki reputasi sebagai atlet yang sangat serius dan berorientasi pada detail.
"Tetapi sekarang, dia harus membuktikan bahwa langkah itu terbayar. Fans, media, dan pelatih akan segera tunjuk jari jika dia tidak bisa mempertahankan statusnya sebagai pebulu tangkis papan atas."
Menurut Stanis Elsborg dari Play The Game, jika Axelsen memilih untuk pindah ke Dubai
lima tahun yang lalu, mungkin tidak diperhatikan.
Baca Juga: Mir Ungkap Gelar Juara Dunia MotoGP 2021 Lepas Usai GP Inggris
"Semakin banyak orang mulai khawatir tentang hubungan antara olahraga, politik,
dan hak asasi manusia. Itu akan menghantui Axelsen selama beberapa waktu hingga dia memilih untuk pindah ke Dubai," kata Elsborg.
Axelsen mencoba menjelaskan sejumlah alasan yang membuat dia pindah ke Dubai.
Beberapa di antaranya berkaitan dengan penyakit asma yang dia derita serta durasi waktu perjalanan yang lebih singkat untuk mengikuti turnamen-turnamen BWF di berbagai belahan dunia, terutama Asia.
Keputusan pindah ke Dubai ini sempat membuat tunggal putra peringkat kedua dunia mengalami kerugian.
Axelsen jadi tidak memiliki pelatih karena Asosiasi Bulu Tangkis Denmark tak bisa mengizinkan Axelse membawa pelatinya, Kenneth Jonassen ikut ke Dubai.
Axelsen akhirnya mengundang lima pemain tunggal putra untuk menjadi sparring partner. Kelima pemain itu adalah Lakhsya Sen (India), Brian Yang (Kanada), Toby Penty (Inggris), Felix Burestedt (Swedia), dan Loh Kean Yew (Singapura).
Axelsen memboyong Loh Kean Yew dkk adalah sebagai persiapannya menjelang Sudirman Cup 2021 yang akan dimulai pada 26 September hingga 3 Oktober 2021 di Vantaa, Finlandia.
Tunggal putra nomor satu Denmark itu akan meninggalkan Dubai pada 19 September mendatang dan bergabung dengan skuad Denmark untuk Piala Sudirman 2021.
Baca Juga: Quartararo Tidak Ingin Pikirkan Gelar Juara Dunia MotoGP 2021 Lagi
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonplanet.com |
Komentar