BOLASPORT.COM – Penanganan pandemi di Tanah Air mencatatkan perkembangan positif dalam beberapa waktu belakangan. Hal ini ditandai dengan menurunnya kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga 78 persen, terhitung sejak fase puncak pada Kamis (15/7/2021).
Salah satu daerah yang menjadi perhatian publik selama fase lonjakan Covid-19 adalah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Menurut data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, jumlah kasus positif di kota ini melonjak hingga 30 kali lipat dalam waktu sepekan, yakni dari awal Juni 2021.
“Sekarang, situasi kasus Covid-19 di Kudus sudah landai dengan penerapan PPKM Level 2,” ujar Bupati Kabupaten Kudus H M Hartopo dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang diadakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
Dialog tersebut diadakan di Media Center KPCPEN Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Jakarta, Selasa (31/08/2021), dan disiarkan secara virtual melalui akun Youtube FMB9ID_IKP.
Baca Juga: Merasa Aman, Pemain Asing Persiraja Ini Putuskan Tetap di Aceh
Hartopo mengakui bahwa lonjakan kasus pada pertengahan Juni 2021 dipicu oleh mobilitas masyarakat yang tinggi untuk menjalankan tradisi hari raya. Hal tersebut membuat pemerintah kabupaten harus merespons keadaan dengan cepat.
Ia menjelaskan, terdapat beberapa kunci pengendalian yang bisa dilakukan di tengah lonjakan kasus pandemi. Tindakan yang bisa dilakukan adalah penguatan testing, tracing, treatment (3T), hingga penyediaan isolasi terpusat di kabupaten dan desa agar tidak terjadi klaster keluarga.
Tak hanya itu, Kudus juga mengaktifkan sistem kolaborasi menjaga tetangga (jogo tonggo) dengan melibatkan relawan, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), karang taruna, serta pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK).
“Dalam jogo tonggo, orang yang sehat membantu tetangga yang sakit, yang kaya membantu yang miskin. Selain itu, kami selalu melakukan update data, mulai dari zonasi terkecil, yaitu dari tingkat RT. Dengan demikian, kami bisa saling memantau dan bila ada masalah segera tertangani,” ujar Hartopo.
Baca Juga: Hasil Evaluasi, Pemerintah Indonesia Setuju Liga 1 2021 Dilanjutkan
Upaya lain yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, lanjut Hartopo, adalah menggenjot percepatan vaksinasi. Hal ini dilakukan dengan bersinergi bersama pihak swasta, aparat, dan masyarakat.
Sebagai informasi, saat ini, cakupan vaksinasi di Kudus adalah 24 persen untuk dosis 1 dan 20 persen untuk dosis lengkap.
Percepatan penanganan Covid-19
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus melakukan akselerasi vaksinasi Covid-19 di berbagai daerah. Berbagai upaya yang dilakukan adalah menyediakan fasilitas pelayanan vaksinasi massal, vaksinasi keliling, vaksinasi terapung, hingga vaksinasi dari rumah ke rumah.
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah memiliki berbagai pertimbangan terkait distribusi vaksin ke daerah, mulai dari jumlah penduduk, laju penularan, serta varian virus yang beredar.
“Pemerintah berkomitmen, ketersediaan vaksin akan terus ditingkatkan. Melalui koordinasi dengan daerah, pembagian sasaran dan prioritas vaksin juga diatur dengan cermat,” ujar Nadia.
Mengenai proteksi kondisi tenaga kesehatan (nakes) di Kudus saat lonjakan kasus, Nadia menegaskan bahwa mereka 100 persen telah mendapatkan suntikan vaksin.
Baca Juga: Pakai Vaksin Jhonson & Jhonson, PT LIB belum Bisa Tentukan Nasib Striker Persib
Hal tersebut membuat 90 persen nakes dengan kasus positif di Kudus saat itu tidak memiliki gejala berat dan dapat beraktivitas kembali setelah sembuh. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan vaksin booster sebagai perlindungan tambahan.
Pemerintah, lanjut Nadia, terus berupaya meningkatkan pengawasan protokol kesehatan (prokes) untuk memastikan keamanan masyarakat dalam aktivitas publik.
“Salah satunya, melalui aplikasi PeduliLindungi yang diharapkan dapat berguna untuk mengontrol kapasitas ruang publik dan memastikan masyarakat menjaga jarak,” kata Nadia.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dr Tonang Dwi Ardyanto memaparkan beberapa hal yang menjadi pelajaran dari peristiwa di Kudus. Menurutnya, lonjakan kasus Covid-19 bisa terjadi di kota kecil tanpa akses transportasi besar, seperti bandara dan pelabuhan.
Selain percepatan vaksinasi, menurut dr Tonang penguatan testing dan tracing juga harus selalu dijaga kendati jumlah kasus sedang tidak tinggi. Hal ini bertujuan agar perkembangan kasus dapat terdeteksi lebih dini sehingga segera tertangani.
Baca Juga: Terbiasa Hadapi Pandemi, Hanif Sjahbandi Tak Merasa Kesulitan Jalani Hari-hari
Dokter Tonang menyatakan, jika kemajuan penanganan Covid-19 di Indonesia patut disyukuri.
“Sebagai wujud rasa syukur, kita harus dapat belajar dari pengalaman yang lalu agar tidak terjadi lagi,” ujar dr Tonang.
Ia memberi pesan bahwa disiplin protokol kesehatan, vaksinasi, dan menjaga pelaksanaan testing, tracing, dan treatment (3T) di lapangan tetap menjadi kunci penanganan pandemi.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar