BOLASPORT.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, saat ini Indonesia telah menembus 100 juta suntik vaksinasi Covid-19. Jumlah tersebut terdiri dari gabungan dosis pertama, dosis kedua, dan dosis ketiga (booster) bagi tenaga kesehatan.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam Konferensi Pers Media Center Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Rabu (1/9/2021).
Disampaikan oleh Nadia, Indonesia berhasil menyalurkan 50 juta dosis dalam kurun dua bulan saja, yakni selama periode Juli-Agustus.
“Laju suntikan kita meningkat 10 juta suntikan per 10 hari sejak Agustus 2021 dan kita yakin dapat meningkatkan laju penyuntikan kedepannya,” ungkap Nadia dalam keterangan resmi yang diterima BolaSport, Jumat (3/9/2021).
Baca Juga: Antisipasi Sanksi, Pelatih Persebaya Minta Suporter Patuhi Aturan
Pencapaian ini menunjukkan bahwa program percepatan dan akselerasi vaksinasi di Indonesia telah membuahkan hasil yang positif.
Bahkan, berdasarkan jumlah warga yang telah mendapat vaksinasi, Indonesia berada di peringkat ke-6 di dunia. Sementara itu, berdasarkan total dosis suntikan vaksin Covid-19, Indonesia berada di peringkat ke-7 dunia.
Pemerintah pun terus mengupayakan ketersediaan vaksin agar kebutuhan vaksin masyarakat Indonesia dapat tersalurkan secara menyeluruh.
Pada Rabu (1/9/2021), Indonesia mendatangkan lebih dari 500.000 dosis vaksin jadi AstraZeneca. Dengan tambahan vaksin tersebut, Indonesia kini memiliki ketersediaan vaksin lebih dari 218,5 juta dosis dalam bentuk bahan baku maupun vaksin jadi.
Baca Juga: Karim Benzema: Kylian Mbappe Pasti ke Real Madrid
Sejalan dengan perkembangan program vaksinasi, level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga turut mengalami penurunan di sebagian besar kota dan kabupaten.
Di tingkat provinsi, kini hanya ada lima provinsi yang menerapkan PPKM Level 4, yakni Bali, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan timur, dan Sulawesi Utara.
Penurunan level PPKM juga dipengaruhi oleh jumlah kasus positif Covid-19 yang mengalami penurunan secara nasional hingga 25 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Pada akhir Agustus 2021, Kemenkes mencatat tingkat positivity rate nasional berada pada 10,36 persen.
Tak hanya itu, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) nasional juga terus menurun hingga sekitar 24 persen.
Baca Juga: Pelatih Tira Persikabo Percaya Ciro Alves Tetap Tajam meski tanpa Osas Saha
Namun, Nadia menegaskan, pemerintah akan terus memperkuat pelaksanaan testing Covid-19 sebagai upaya deteksi dini penyebaran virus.
“Melalui segala upaya untuk terus meningkatkan testing, Indonesia berhasil mencapai testing rate 2,87 per 1.000 penduduk per minggu. Hampir 3 kali lipat dari standar WHO,” ujar Nadia.
Protokol kesehatan tetap nomor satu
Walaupun penanganan Covid-19 di Indonesia telah menunjukkan sejumlah perkembangan positif, penerapan protokol kesehatan (prokes) oleh seluruh masyarakat tetap nomor satu.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, kedisiplinan terhadap prokes menjadi salah satu kunci utama untuk mempertahankan efektivitas vaksin yang telah diterima masyarakat.
Baca Juga: Bertemu Mantan Klub, Milomir Seslija Bicara Peluang PSM Lawan Arema FC
Selain itu, dr Reisa juga mengatakan pemerintah tengah mengupayakan dukungan teknologi untuk meningkatkan penerapan protokol kesehatan.
Salah satunya melalui aplikasi PeduliLindungi. Penggunaan aplikasi tersebut akan diterapkan di berbagai ruang dan fasilitas publik, seperti pusat perbelanjaan, sarana transportasi umum, dan tempat wisata.
Selain itu, pemerintah juga akan mengarahkan pembentukan Satgas Prokes di beberapa fasilitas publik untuk membantu proses adaptasi masyarakat pada saat beraktivitas.
Adapun beberapa tempat yang akan disediakan Satgas Prokes adalah pusat perbelanjaan, tempat olahraga, pelayanan kesehatan, transportasi, lingkungan sekolah, hingga tempat ibadah.
"Pandemi tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Karena itu, setiap individu harus siap melakukan perubahan perilaku untuk menerapkan protokol kesehatan sebagai kebiasaan sehari-hari," kata dr Reisa.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar