Bolasport.com - Industri ekonomi kreatif (ekraf) menjadi salah satu sektor industri yang terdampak dari pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Pemerintah pusat berkolaborasi dengan daerah memberikan dukungan serta bantuan agar dapat menolong para pelaku Ekraf bertahan sekaligus meningkatkan skala usaha mereka pada masa sulit.
Dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Kamis (2/9/2021), sejumlah pemerintah daerah pun membeberkan sejumlah inovasi yang dilakukan untuk memulihkan industri ekraf di tengah pandemi.
Sebagian besar inovasi dilakukan dengan bantuan teknologi digital. Bahkan, pemerintah daerah terus memastikan ketersediaan perangkat teknologi hingga tingkat kelurahan agar para pelaku industri ekraf dapat memasarkan produk melalui platform online.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, ekraf digital dapat memperoleh peluang dan meningkatkan pendapatan hingga 3-4 kali lipat di masa pandemi.
Berbagai dukungan dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, salah satunya mendorong para pelaku industri ekraf di kota kecil juga untuk memanfaatkan teknologi digital. Bahkan, di setiap kelurahan kini tersedia perangkat teknologi, agar pelaku dapat memasarkan produk melalui e-commerce.
Baca Juga: Program PEN Bantu Pengusaha Kuliner Ini Bertahan di Tengah Pandemi
Guna lebih mendorong kinerja industri ekraf, terdapat program pertolongan dalam bentuk bantuan sosial tunai dan sembako serta program pemulihan dalam wujud bantuan permodalan.
Selain itu, ada pula upaya pembukaan jalur distribusi baru bagi pelaku ekraf dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menuju pasar internasional.
“Pelaku ekraf yang membutuhkan bantuan dapat melalui dinas terkait atau menghubunginya melalui media sosial,” jelas Ridwan Kamil.
Tidak hanya itu, Pemprov Jawa Barat juga juga membangun ruang interaksi untuk berkegiatan bersama. Misalnya Bandung Creative Center sebagai wahana kreasi anak- anak muda terdidik di Bandung, Bogor, Subang, dan kota-kota lain. Kemudian Bandung Creative Zone yang dapat digunakan sebagai ruang perkantoran para pelaku usaha start-up.
Fasilitas serupa juga terdapat di Kota Semarang Jawa Tengah, yaitu Semarang Creative Gallery dan Semarang Creative Hub. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan panggung yang dapat digunakan untuk pertunjukan virtual oleh para musisi dan seniman.
Baca Juga: Agar Manfaatnya Signifikan, Serapan Anggaran PEN Harus Dipercepat
“Untuk mendukung para pelaku usaha, kami juga memberikan kemudahan seperti pengurusan sertifikat halal dan hak kekayaan intelektual secara gratis, serta keringanan pajak bagi pelaku ekraf,” ungkap pria yang akrab disapa Hendi.
Pemkot Semarang berkolaborasi dengan 20 desainer memberikan masukan desain kemasan bagi 1.000 UMKM dan ekraf di Semarang. Pemkot juga memfasilitasi pelaku untuk membuat 1.000 kemasan pertama.
Berbagai stimulus diberikan bagi para pelaku UMKM di sektor ekraf
Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga tak henti memberikan daya ungkit bagi industri Ekraf secara nasional. Misalnya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang di antaranya diwujudkan dalam dana stimulus Bangga Buatan Indonesia (BBI), serta PEN untuk pelaku Ekraf perfilman.
Direktur Tata Kelola dan Ekonomi Digital Kemenparekraf, Selliane Halia Ishak, saat yang sama menjelaskan bahwa stimulus BBI akan diluncurkan dalam bentuk pemberian voucher untuk meningkatkan jumlah transaksi produk Ekraf melalui e-commerce.
“Jadi penerima manfaatnya adalah para produsen,” ujar Selliane.
Baca Juga: Kemenpora Gaungkan DBON dan Perubahan Paradigma Olahraga Indonesia
Insentif ini bertujuan untuk mendorong pelaku UMKM segera on boarding ke platform digital. Total anggaran program ini mencapai Rp200 miliar dan sekarang tengah dalam masa promosi.
Untuk mendapatkan bantuan ini, pelaku ekraf harus memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya produk buatan Indonesia, produsen adalah warga negara Indonesia,memiliki Nomor Izin Berusaha, punya sertifikat merek, dan lain sebagainya.
Sebagai salah satu pelaku Ekraf yang pernah menerima bantuan dari pemerintah pusat, CEO THEBLANK, Mutiara Kamila Athiyya merasa sangat terbantu khususnya di masa pandemi. Pengusaha muda ini pernah mendapatkan Bantuan Subsidi Upah serta insentif pajak dari pemerintah.
“THEBLANK membagikan 3.000 meter kain kepada UMKM bidang fesyen dan dikirim langsung ke seluruh Indonesia. Kami juga berencana melakukan beberapa kolaborasi dengan musisi atau pengusaha kuliner, agar semakin banyak pelaku ekraf yang pulih dari tekanan pandemi,” kata Mutiara.
Pandemi memang tidak akan berakhir dalam waktu cepat. Namun dengan upaya adaptif, inovatif dan kolaboratif, diharapkan setiap sektor usaha dapat kembali bangkit dan berdaya.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar