BOLASPORT.COM - Sepakbola Indonesia mengulangi peristiwa tujuh tahun lalu saat disorot media kenamaan Spanyol, Marca, soal tendangan brutal.
Sejak awal pekan ini, berita sepakbola Indonesia ramai membahas tendangan kungfu pemain AHHA PS Pati FC, Syaiful Indra Cahya.
Seperti diketahui, Syaiful Indra Cahya baru saja melepaskan tendangan berbahaya dalam laga uji coba melawan Persiraja Banda Aceh, Senin (6/9/2021).
Dalam laga itu, Syaiful mengangkat kaki terlalu tinggi saat hendak menghalau bola, sehingga tendangannya menghantam wajah pemain Persiraja, Muhammad Nadhiif.
Baca Juga: Peribahasa Fabio Quartararo, Sabar Pangkal Juara MotoGP
Tendangan brutal itu rupanya turut disorot dunia, salah satunya datang dari media kenamaan Spanyol, Marca.
Tak tanggung-tanggung, Marca menyebut tendangan yang dilancarkan Syaiful Indra Cahya sebagai "tendangan pembunuh tahun ini".
"Pemain AHHA PS Pati tak bisa mengerem dan menendang di wajah lawannya, pemain Persiraja Banda Aceh dalam sebuah laga persahabatan?" tulis Marca.
"Bagaimana bila nanti memperebutkan gelar?"
Baca Juga: Khabib Bersabda: Cristiano Ronaldo ke Man United karena Bosan di Liga Italia
Di satu sisi, pemberitaan Marca ini seakan mengulang peristiwa tujuh tahun lalu, tepatnya yang terjadi pada 2014.
Saat itu, pemain Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz, meninggal dunia setelah terkena tendangan kungfu di perutnya.
Peristiwa naas yang terjadi pada 10 Mei 2014 itu terjadi dalam laga Divisi Utama Liga Indonesia antara Persiraja dan PSAP Sigli.
Saat injury time babak kedua, Akli Fairuz berusaha mengejar bola di area pertahanan PSAP.
Tak ingin gawangnya kebobolan, kiper PSAP, Agus Rohman, keluar dari sarangnya untuk menghalau bola.
Tragisnya, kaki Agus terlampau tinggi dan malah menghantam perut Akli Fairuz.
Kejadian itu lantas merenggut nyawa Akli yang sempat dirawat di rumah sakit dan menjalani operasi.
Akli dinyatakan meninggal dunia pada 16 Mei 2014 karena kebocoran usus.
Baca Juga: Ahli Matematika Tentukan Siapa Lebih Hebat, Messi atau Ronaldo
Saat itu, Marca juga turut memberitakan insiden horor di Liga Indonesia.
Dalam pemberitaannya, Marca memberi judul "Una brutal patada acab con la vida de un jugador en Indonesia (Tendangan Brutal Membunuh Pemain Indonesia)".
"Tendangan brutal mengakhiri hidup seorang pemain di Indonesia," tulis Marca pada 19 Mei 2014.
"Tendangan ini dilakukan oleh kiper PSAP Sigli yang, dalam situasi perebutan bola, mengangkat kakinya, dan menghantam perut Akli Fairuz."
Baca Juga: Memori Buruk Persiraja dan Tendangan Kungfu, Satu Pemainnya Meninggal karena Usus Bocor
"Akli Fairuz sempat dirawat di rumah sakit selama enam hari setelah menjalani operasi intestinal."
"Penyerang Persiraja ini menderita cedera internal yang parah dan akhirnya meninggal dunia meski dokter sudah berusaha keras untuk menyelamatkan nyawanya," tandas Marca.
Terlepas dari memori buruk antara Persiraja dan tendangan kungfur, Syaiful Indra Cahya sudah mendapat sanksi tegas dari manajemen AHHA PS Pati FC.
Syaiful mendapat teguran keras dan dipulangkan dari pemusatan latihan di Jakarta, bersama dengan Zulham Zamrun yang juga melakukan pelanggaran keras.
Tak cuma itu, Komite Disiplin PSSI memutuskan untuk melakukan penyelidikan terkait pelanggaran yang dilakukan Zulham Zamrun dan Syaiful Indra Cahya dalam laga itu.
Hal tersebut tidak menutup kemungkinan jika nantinya PSSI akan memberi sanksi tambahan kepada dua pemain tersebut.
View this post on Instagram
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | Marca.com |
Komentar