BOLASPORT.COM - Presiden LaLiga, Javier Tebas, menyindir Paris Saint-Germain yang kebal aturan Financial Fair Play (FFP) dengan menyebut Real Madrid juga mampu untuk menebus Erling Haaland dan Kylian Mbappe sekaligus.
UEFA selaku otoritas tertinggi sepak bola Eropa telah membuat aturan Financial Fair Play (FFP) untuk menciptakan ekosistem yang adil.
Dengan ketentuan dari FFP, klub tidak boleh mengeluarkan uang lebih besar daripada total pendapatan.
Akan tetapi, pada kenyataannya, tetap ada klub-klub yang melakukan belanja besar-besaran atau menggaji pemain dengan harga selangit.
Dalam hal ini, Javier Tebas menyoroti Paris Saint-Germain.
Baca Juga: Runner-up Bundesliga 2020-2021 Jadi Lawan Terberat Man City di Fase Grup Liga Champions
Seperti diketahui, PSG berhasil mendatangkan lima pemain berlabel bintang di bursa transfer musim panas 2021.
Dari lima pemain anyar yang didatangkan PSG, empat di antaranya didapatkan secara gratis.
Keempat pemain tersebut adalah Georginio Wijnaldum, Gianluigi Donnarumma, Sergio Ramos, dan Lionel Messi.
Sementara itu, Achraf Hakimi harus ditebus PSG dari Inter Milan dengan biaya 60 juta euro atau sekitar Rp 1,01 triliun.
Kendati cuma Hakimi yang memaksa PSG mengeluarkan uang, tetapi Les Parisiens tetap menggaji mereka tinggi.
Messi bahkan mendapatkan upah 35 juta euro atau setara dengan Rp 695 miliar per musim.
Baca Juga: Kunci Sukses AC Milan Taklukkan Lazio: Garis Pertahanan Sangat Tinggi
Dengan besarnya upah yang diterima para pemain PSG, Javier Tebas pun menuding klub raksasa Liga Prancis itu telah gagal mengikuti aturan FFP terkait pengeluaran gaji.
Tebas kemudian menyindir PSG dengan menyebut Real Madrid juga sebenarnya mampu mendatangkan pemain-pemain bintang seperti Erling Haaland dan Kylian Mbappe sekaligus.
Namun, Real Madrid enggan melakukan hal tersebut lantaran menghormati aturan FFP.
"Real Madrid punya cukup uang untuk mengontrak Kylian Mbappe dan Erling Haaland sekaligus," kata Tebas seperti dikutip BolaSport.com dari Goal International.
"Mereka tidak menghabiskan atau kehilangan banyak uang."
"Selain itu, mereka telah menjual beberapa pemain."
"Hal yang tidak bisa dimengerti adalah ada klub yang kehilangan 400 juta euro dan menghabiskan 500 juta euro untuk gaji, tetapi masih bisa menolak tawaran seperti yang diberikan untuk Mbappe."
"Peraturan untuk mengontrol finansial di Liga Prancis telah gagal, mereka merugikan pasar Eropa."
"Sistem UEFA salah. Kita sedang mengalami kemunduran karena hal itu," tutur Tebas menambahkan.
Baca Juga: Mo Salah Cetak 100 Gol di Liga Inggris, Pelatih Liverpool: Dia Masih Lapar
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Goal International |
Komentar