BOLASPORT.COM - Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, diminta untuk berhati-hati terhadap Cristiano Ronaldo, terutama usai tingkahnya saat laga kontra Young Boys.
Cristiano Ronaldo memulai periode keduanya bersama Manchester United dengan penampilan mengesankan.
Dalam dua laga sejauh ini, Cristiano Ronaldo telah menyumbangkan tiga gol untuk Manchester United.
Salah satu gol Ronaldo dicetak ke gawang Young Boys dalam laga perdana penyisihan Grup F Liga Champions 2021-2022 di Stadion Wankdorf, 14 September 2021.
Menariknya, CR7 tak hanya mencetak gol dalam laga yang berakhir dengan kekalahan 1-2 Manchester United itu, tapi juga menjadi pelatih dadakan.
Hal itu dilakukan Ronaldo setelah ditarik keluar pada menit ke-72 untuk digantikan oleh Jesse Lingard.
Alih-alih duduk di bangku cadangan, megabintang asal Portugal itu justru berdiri di pinggir arena dan memberikan instruksi kepada rekan-rekannya bak seorang pelatih.
Tingkah Ronaldo di luar lapangan itu membuat Solskjaer diminta untuk berhati-hati.
Mantan pemilik Crystal Palace, Simon Jordan, menjadi salah satu sosok yang menyoroti tindakan Ronaldo menjadi pelatih dadakan dalam pertandingan tersebut.
Sementara beberapa orang melihat ini sebagai contoh keterampilan kepemimpinannya, Jordan tidak begitu nyaman dengan tampilan otoritas Ronaldo.
Jordan mempertanyakan apakah legenda Sir Alex Ferguson akan mengizinkannya bertindak seperti itu pada zamannya.
Dia juga memperingatkan Solskjaer bahwa sang pelatih berisiko diremehkan oleh Ronaldo dengan tingkah laku seperti itu.
Baca Juga: Selain Domba, Cristiano Ronaldo Pindah Rumah karena Diintip Penggemar
"Anda tidak dapat membayangkan seorang pemain Manchester United berperilaku seperti itu di bidang teknis jika Sir Alex Ferguson berada di posisi yang tepat," kata Simon Jordan, dikutip BolaSport.com dari talkSPORT.
"Tentu saja permainan telah berlanjut, tetapi inilah yang terjadi sampai batas tertentu ketika Anda membangun Ronaldo ke tahap di mana orang-orang menyarankan bahwa dia sebenarnya lebih besar dari Manchester United, yang menurut saya menggelikan."
"Manchester United adalah tim yang sangat besar dan saya tidak yakin bahwa pemain yang datang dan berada di area teknis diperlukan, diinginkan, atau bagian dari penampilan."
"Jika tampilan adalah bagian dari itu, harus menggambarkan bahwa Solskjaer memimpin sebuah kapal dan saya tidak berpikir dia begitu."
"Saya pikir dia adalah seorang pelatih yang menghabiskan waktunya untuk memastikan bahwa para pemain bahagia daripada yang mungkin terjadi pada pemain ketika mereka perlu diberi konsekuensi."
"Dia punya alat sekarang, Ole Gunnar Solskjaer, untuk menjadi kekuatan yang tangguh."
Baca Juga: Sempat Semaput, Korban Tendangan Geledek Ronaldo Dapat Rezeki Nomplok
"Bagian tak terpisahkan dari itu adalah memahami siapa yang mengendalikan setiap aspek operasi sepak bola: bukan pemain bintang, bukan superstar, bukan gambar ikonis yang memantul ke atas dan ke bawah di pinggir lapangan."
"Ini mungkin tidak berarti apa-apa dalam skema besar, tetapi margin kecil inilah yang dapat membuat perbedaan antara bagaimana otoritas pelatih dapat direbut atau bagaimana dia terlihat tidak memegang kendali," ujarnya menambahkan.
Sebenarnya, itu bukan pertama kalinya Ronaldo menjadi pelatih dadakan di sebuah pertandingan.
Ronaldo pernah melakukan tindakan serupa ketika timnas Portugal berjumpa timnas Prancis pada final EURO 2016.
Kala itu, CR7 harus mengakhiri pertandingan lebih cepat karena cedera lutut.
Baca Juga: Baru Tinggal 2 Minggu di Manchester, Cristiano Ronaldo Ingin Pindah karena Suara Domba
Superstar kelahiran Madeira ini pun berteriak dari sisi lapangan untuk memberikan arahan kepada para pemain Portugal.
Bedanya, saat itu Ronaldo bisa tersenyum karena Portugal berhasil mengakhiri laga dengan kemenangan 1-0.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | talkSPORT |
Komentar