BOLASPORT.COM - Pelatih ganda putra Indonesia, Eng Hian, membela rekan senegaranya yang meninggalkan negara asalnya untuk mencari kesempatan melatih di tempat lain, termasuk mantan rekannya Flandi Limpele yang menjadi Malaysia.
Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) telah mempekerjakan sejumlah pelatih Indonesia sebagai bagian dari tim pelatih mereka, dengan empat di antaranya saat ini memimpin sektor masing-masing.
Mereka adalah Hendrawan yang membawahi tunggal putra, Flandy Limpele (ganda putra), Indra Wijaya (tunggal putri), dan Paulus Firman (ganda campuran).
Baca Juga: Performa Muridnya di Yamaha Masih Angin-anginan, Valentino Rossi Beri Pembelaan
Hendrawan dan Flandi, khususnya, telah membuat dampak besar dengan membimbing tim mereka Lee Zii Jia dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik masing-masing meraih gelar All England dan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Chia/Soh mengalahkan peringkat 1 dunia, Marcus Fernaldi Gideon.Kevin Sanjaya Sukamuljo dan peringkat kedua dunia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada perempat final dan perebutan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Hal ini juga menandai ganda putra Indonesia gagal membawa pulang medali pada tiga Olimpiade beruntun.
Eng Hia yang mengantar Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih emas Olimpiade pertama ganda putri pada Olimpiade Tokyo, percaya sebagian besar orang Indonesia akan senang mengabdi pada negara mereka jika diberi kesempatan.
"Semua orang ingin melatih di negara mereka sendiri. Namun, jumlah pelatih di timnas terbatas," kata Eng Hian yang pernah melatih timnas Singapura 2007-2012 dalam wawancara dengan Badminton Asia dilansir BolaSport.com dari The Star.
Baca Juga: Mengenal Elias Maublanc, Tunggal Putra Tahiti 14 Tahun yang Ikuti Sudirman Cup 2021
"Kami masih perlu mengurus mata pencaharian kami sendiri, mencari uang untuk keluarga, dan banyak lagi. Bagi saya, pelatih bisa bekerja di mana saja karena sekali lagi, kesempatan melatih timnas terbatas."
"Jadi, kalau kami bertemu di lapangan dan mereka melatih negara lain, tidak apa-apa karena itu tugas kami. Kami memiliki kebutuhan kami dan pekerjaan kami yang perlu kami penuhi dalam kapasitas kami," tutur Eng Hian.
Sebelum menjadi pelatih, Eng Hian merupakan ganda putra Indonesia yang berpasangan dengan Flandy Limpele.
Eng Hian/Flandy berhasil mempersembahkan medali perunggu pada Olimpiade Athena 2004.
Eng Hian mengaku masih menjalin persahabatan yang erat dengan Flandy.
"Hubungan pribadi kami selalu baik. Bahkan sebelum kami menjadi mitra kami sudah dekat. Sejak kami menjadi partner, kami masih berbicara satu sama lain dan memiliki hubungan yang baik," aku Eng Hian.
"Soal dia di Malaysia dan saya di Indonesia tidak ada masalah karena kami bekerja di sektor yang berbeda. Saya melatih ganda putri, dia melatih ganda putra. Bahkan, jika kami saling berhadapan, itu tidak akan menjadi masalah karena kami profesional," tutur Eng Hian.
"Ada hal-hal yang terjadi di lapangan dan di luar lapangan. Kami kerap minum kopi bersama," ujar Eng Hian.
Baca Juga: Deretan Jagoan UFC Prediksi Pemenang Volkanovski Vs Ortega pada UFC 266
Pelatih terkenal Indonesia lainnya yang bekerja di luar negeri adalah Rexy Mainaky (Thailand), Mulyo Handoyo (Singapura) dan Namrih Suroto (India).
Bahkan, pemain yang membuat kejutan pada Olimpiade Tokyo, Kevin Cordon dilatih oleh Muamar Gadafi Iasal ndonesia.
Cordon membuat lompatan dengan melaju ke semifinal sebelum akhirnya kalah dari peraih medali emas Viktor Axelsen.
Dia akhirnya berada di urutan keempat setelah kalah dari Anthony Ginting (Indonesia) pada perebutan medali perunggu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Star |
Komentar