BOLASPORT.COM – Untuk meningkatkan mutu serta hasil pertanian, saat ini pemerintah tengah mengupayakan regenerasi petani, dengan mengangkat 2,5 juta orang petani milenial pada 2024.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) akan memberikan bimbingan, pelatihan, evaluasi, akses kredit usaha rakyat (KUR), dikawal hingga berhasil, juga pendampingan ekspansi.
Sekjen Kementerian Pertanian RI Kasdi Subagyono mengatakan, regenerasi penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), mutu, serta hasil pertanian.
“Kita beri akses kepada kredit usaha rakyat (KUR) dan kemudian usahanya kita kawal," kata Kasdi dalam Dialog Produktif Kabar Kamis Siang Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (23/9/2021).
Dia menjelaskan, untuk mendorong lebih banyak petani muda, pemerintah memfasilitasi para petani untuk memanfaatkan KUR semaksimal mungkin.
Baca Juga: Dorong Percepatan Vaksinasi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, Pemerintah Minta Dukungan dari Masyarakat
“Selain kami fasilitasi untuk akses, juga akan diberikan konsepsi usaha. Kita lihat pasar perlunya apa, itu yang akan diusahakan,” tegas Kasdi.
Selain pemerintah, Aliansi Petani Indonesia (API) juga akan memberukan dukungan advokasi kepada petani yang mengalami keseulitan akses. API menjembatani petani dengan pemangku kebijakan serta Dinas Pertanian terdekat.
Mereka juga mendorong konsep kewirausahaan petani, agar petani lebih bankable atau memenuhi persyaratan bank dalam mendapatkan kredit usaha.
Sekertaris Jendral API, Muhammad Nuruddin atau Gus Din menyebutkan, API akan mendorong mendorong konsep kewirausahaan petani, agar petani lebih bankable atau memenuhi persyaratan bank dalam mendapatkan kredit usaha.
“Regenerasi petani, sangat penting dan tengah diupayakan berbagai pihak. Ia mengajak anak-anak petani atau para petani muda menjadi jembatan adaptasi perubahan teknologi pertanian” kata Gus Din.
Baca Juga: Level PPKM Diturunkan Bertahap, Satgas Covid-19: Prokes dan Vaksin Harus Tetap Berjalan
Diketahui, teknologi memiliki andil penting dalam pertanian modern, misalnya dalam bidang digitalisasi pemasaran, pengendalian hama, prediksi perubahan iklim, atau perhitungan pola kalender musim.
"Implementasi ini butuh peran anak muda. Kita harus memastikan bahwa solusi setiap kendala pertanian sebetulnya ada di desa," tegas Gus Din.
Ia menyatakan, pemerintah juga telah bergerak dalam hal pemberdayaan anak-anak muda.
"Seperti upaya Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa, dalam sebuah pilot project di mana desa merekrut anak-anak muda memetakan lahan-lahan sawah, untuk bantu memperhitungkan luasan panen di suatu kawasan," tuturnya.
Setelah pengetahuan dan keterampilannya ditingkatkan, Gus Din meyakini, anak muda juga dapat diberdayakan sebagai penyuluh swadaya dan menjadi solusi tingkat awal di lapangan, yang dekat dengan para petani.
Baca Juga: Fasilitas Publik Akan Kembali Dibuka, Ini Imbauan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19
Salah satu anak muda yang turun langsung membantu tumbuhnya sektor pertanian adalah CEO Kedai Sayur Indonesia, Adrian Hermanto. Ia menjelaskan, kedai Sayur adalah ekosistem kolaborasi semua pihak, dengan misi membawa sektor informal ke tahap digitalisasi dan modernisasi, terutama yang terkait rantai distribusi bahan pangan segar.
Dengan fokus utama menghubungkan banyak pihak terkait, Kedai Sayur yang dibidani Adrian menggalang bermacam kolaborasi. Pada sisi hulu, Adrian bekerja sama dengan para petani, di sisi hilir dengan para tukang sayur.
Mereka juga bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Agro dalam hal teknologi finansial, serta Kementerian Pertanian dan universitas untuk membantu pendampingan agronomi para petani.
Menurut Adrian, dengan masuknya semakin banyak petani milenial, maka sumber daya manusia di sektor pertanian akan bertambah. Ia berharap, para petani milenial mampu membantu mengangkat petani-petani lainnya sehingga kualitas hasil pertanian semakin stabil dan mampu bersaing.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar