Rekor itu mengukuhkan kesuksesan unik Pacquiao dalam mendobrak kasta megabintang yang selama ini didominasi petinju-petinju Amerika Serikat atau Eropa.
Petinju kelahiran 17 Desember 1978 tersebut sudah ditunggu 'pertarungan' berikutnya.
Pacquiao itu menerima nominasi pencalonan presiden dari PDP-Laban yang merupakan partai yang tengah berkuasa di pemerintahan negaranya, Filipina.
Dilansir dari Inquirer, Pacquiao dalam pidatonya mengatakan bahwa dia ingin memperjuangkan hak-hak orang miskin di Filipina.
Baca Juga: Oleksandr Usyk Sebut Anthony Joshua Bukan Lawan Terkuat
"Saya seorang petarung dan akan selalu menjadi petarung di dalam dan di luar ring. Dalam hidup saya, saya tidak pernah berhenti berjuang," kata Pacquiao.
"Sudah saatnya bagi yang tertindas untuk menang. Saatnya bangsa kami bangkit dari kemiskinan."
"Sudah waktunya bagi kami untuk memiliki pemerintahan yang bersih di mana setiap sen jatuh ke tangan rakyat Filipina."
"Kami muak dengan janji-janji perubahan. Orang-orang kami bertanya kapan kesulitan mereka akan berakhir."
"Sekarang waktunya. Kami siap menghadapi tantangan kepemimpinan," tutur pria yang sudah lima tahun menjadi senator itu.
Baca Juga: Gaji Kecil Petarung UFC Kembali Disentil Legenda Tinju, Bos UFC: Diam!
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | berbagai sumber |
Komentar