BOLASPORT.COM - Pembalap MotoGP asal Italia, Valentino Rossi, angkat suara soal kecelakaan yang menimpa sepupu Maverick Vinales, Dean Berta Vinales, pada balapan pertama World Supersport 300 di Sirkuit Jerez, Minggu (26/9/2021).
Dean Berta Vinales (15) terlibat dalam kecelakaan beruntun di tikungan 1 Sirkuit Jerez. Valentino Rossi mengatakan bahwa tingkat agresivitas balapan kategori kejuaraan junior seperti pada Moto3 dan World Supersport 300 membuat balapan jadi cukup menakutkan.
Dean Berta Vinales menjadi remaja ketiga yang meninggal dalam balapan tingkat kejuaraan Eropa dan dunia, setelah pembalap European Talent Cup berusia 14 tahun, Hugo Millan pada Juli dan Jason Dupasquier (Moto3) pada Mei.
Hal ini memicu perdebatan dalam komunitas balap motor tentang bagaimana keselamatan balapan kategori junior dapat ditingkatkan untuk menghentikan kecelakaan fatal seperti ini agar tidak terus terjadi.
Baca Juga: Rapor Indonesia pada Sudirman Cup, Penantian Selama 32 Tahun
Rossi percaya aturan bendera kuning perlu ditegakkan lebih baik di kelas-kelas ini, sementara juga mencatat sesuatu yang harus dilakukan tentang tingkat agresivitas dalam balapan ini karena konsekuensi dari sifat mesin yang digunakan untuk menciptakan balapan ketat.
"Apa yang terjadi di Jerez adalah bencana besar. Tahun ini, terjadi tiga kali kecelakaan yang melibatkan pembalap yang sangat muda sehingga kehilangan nyawa mereka," kata Rossi dilansir BolaSport.com dari Motorsport.
"Apa yang bisa kami lakukan? Saya pikir masalahnya adalah hal yang paling berbahaya dalam olahraga kami adalah ketika seorang pembalap jatuh dan ditabrak pembalap lain dari belakang."
"Situasi balapan Supersport 300 ini sangat berbahaya karena Anda memiliki banyak pembalap berjumlah lebih dari 42 motor. Dan semua pembalap jaraknya sangat dekat. Jadi, risiko kecelakaan sangat tinggi," tutur Rossi.
Menurut pembalap berjulukan The Doctor itu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah lebih menghormati bendera kuning bagi pembalap yang berada di belakang pembalap yang mengalami kecelakaan.
"Saya tidak tahu persis dinamika kecelakaan di Jerez. Tetapi yang pasti, biasanya para pembalap ketika mereka melihat bendera kuning, mereka berusaha untuk kalah seminimal mungkin," aku Rossi.
"Namun, mungkin ini salah satu cara untuk berkembang. Dalam beberapa tahun terakhir selalu para pembalap, juga pembalap muda sangat, sangat agresif."
Baca Juga: Jadwal Semifinal Sudirman Cup 2021 - Tanpa Indonesia, Jepang Lawan Malaysia
"Dan ketika Anda mengikuti balapan, itu cukup menakutkan karena semua orang memberi lebih dari yang maksimal dan mereka tidak pernah berpikir apa yang bisa terjadi. Bagi saya, semua orang harus ingat nahwa balapan motor sangat berbahaya," kata Rossi.
Ketika ditanya apakah menaikkan batas usia minimum pada kompetisi junior tingkat internasional akan menjadi solusi untuk ini, Rossi mengatakan hal tersebut tidak akan membuat perbedaan besar, dan bahwa lebih banyak peraturan yang lebih ketat akan lebih baik.
"Menaikkan batas usia bisa menjadi solusi. Tetapi, sulit karena kalau toh kalau pindah usia satu tahun atau mungkin dua tahun, bisa membantu meski tidak terlalu jauh perbedaannya," ucap pembalap berusia 42 tahun itu.
"Tetapi, mungkin siapa yang mengontrol balapan, terutama balapan junior dengan pembalap yang sangat muda, harus lebih ketat dan harus mengikuti semua yang terjadi di trek dengan lebih tepat," ujar Rossi.
"Dan jika seseorang membuat sesuatu yang berbahaya, lebih kuat dengan penalti, mungkin ini caranya. Saya pikir olahraga kami fantastis, kami semua menyukai olahraga ini, tetapi Anda harus selalu bergerak dengan sedikit rasa hormat kepada para pembalap lainnya karena pasti semua orang ingin berkendara di depan."
"Tetapi ada beberapa hal yang lebih penting untuk mendapatkan dua posisi yaitu keselamatan Anda dan rival Anda, dan saya pikir ini adalah pesan yang harus lebih kuat di masa depan," tutur Rossi.
Baca Juga: Sudirman Cup 2021 - Ganda Campuran Malaysia Tak Gentar dengan Peringkat Praveen/Melati
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motorsport.com |
Komentar