BOLASPORT.COM - Bagi asisten pelatih Liverpool, Pep Lijnders, sosok Juergen Klopp sudah seperti bapak tiki-taka Barcelona, Johan Cruyff.
Juergen Klopp resmi ditunjuk menjadi juru taktik Liverpool pada 8 Oktober 2015.
Ketika itu penunjukan Juergen Klopp sebagai pelatih anyar Liverpool tak lepas dari pemecatan Brendan Rodgers.
Kedatangan Klopp kala itu bertepatan dengan Liga Inggris 2015-2016 yang baru bergulir.
Baca Juga: Eks Bek Liverpool Mewanti-wanti Tim Liga Inggris soal Kebangkitan Arsenal
Dalam musim debutnya bersama The Reds, Klopp membawa tim Merseyside Merah finis di urutan kedelapan klasemen akhir Liga Inggris.
Eks pelatih Borussia Dortmund tersebut nyaris membawa Liverpool menjuarai Liga Europa jika tidak takluk 1-3 dari Sevilla di final pada musim 2015-2016.
Selepas itu, dalam dua musim beruntun, yakni 2016-2017 dan 2017-2018, Liverpool dibawa Klopp meraih posisi empat di klasemen Liga Inggris alias batas akhir menuju Liga Champions.
Pada musim 2017-2018, Klopp nyaris membawa Liverpool meraih gelar Liga Champions jika timnya tidak takluk 1-3 dari Real Madrid di partai puncak.
Baca Juga: Daftar Nominasi Peraih Ballon d'Or 2021 Resmi Rilis, Chelsea dan Man City Mendominasi
Liverpool akhirnya sukses menggondol trofi Si Kuping Besar pada Liga Champions 2018-2019.
Di final edisi 2018-2019, The Reds berjumpa dengan sesama tim Liga Inggris, Tottenham Hotspur.
Jordan Henderson cs berhasil keluar sebagai juara setelah menang 2-0 atas Tottenham Hotspur berkat gol-gol dari Mohamed Salah dan Divock Origi.
Gelar Liga Champions pada musim tersebut menjadi trofi perdana Klopp bersama Liverpool.
Baca Juga: Comeback Langka Timnas Jerman di Kandang, Deja Vu 84 Tahun
Gelar tersebut menjadikan Liverpool meraih trofi keenam Liga Champions dalam sejarah The Reds.
Pada musim 2018-2019, Klopp nyaris saja mengakhiri dahaga juara Liga Inggris Liverpool jika tidak kalah satu poin dari Manchester City di peringkat akhir klasemen.
Waktu itu, Liverpool sukses meraih 97 poin, sedangkan Manchester City merengkuh 98 poin dari 38 pertandingan.
Satu musim berselang, The Reds menuai hasil kerja keras Klopp dengan ramuan strategi andalannya, gegenpressing.
Pada musim 2019-2020, Liverpool berhasil menggondol tiga gelar sekaligus, yakni Liga Inggris, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
Kesuksesan merengkuh gelar Premier League pada musim tersebut tepat mengakhiri puasa gelar Liga Inggris selama 30 tahun yang dialami oleh Liverpool.
Sejarah mencatat The Reds terakhir kali mengangkat piala sebagai kampiun Liga Inggris pada musim 1989-1990 sebelum era Premier League dimulai.
Kini, setelah enam musim mengabdi di Anfield, Klopp mulai menjadi pelatih kesayangan dan sosok yang disegani oleh para penggemar Liverpool.
Baca Juga: Karena Hal Ini, Theo Hernandez Baru Dilirik Didier Deschamps
Tidak hanya itu, pelatih berusia 54 tahun tersebut juga berhasil menanamkan identitas bagi Liverpool dengan gaya bermain menyerang dan gegenpressing-nya.
Bagi asisten pelatih The Reds, Pep Lijnders, sosok Klopp adalah pelatih yang tepat bagi Liverpool.
Pep Lijnders menilai Klopp diibaratkan seperti pelatih legendaris Barcelona yang dikenal sebagai bapak tiki-taka, Johan Cruyff.
Johan Cruyff diketahui sebagai pencipta gaya permainan Barcelona yang dikenal dengan tiki-taka.
Baca Juga: Impian Terbesar Juergen Klopp di Liverpool: Melatih Steven Gerrard!.
"Semua orang melihat apa yang telah Klopp lakukan dengan tim, dengan para penggemar dan dengan struktur klub," kata Lijnders, dikutip BolaSport.com dari laman resmi Liverpool.
"Hadiahnya adalah hasil dari kontinuitas dan stabilitas tim. Dia memberi Liverpool identitas lagi."
"Dia tahu apa yang dia inginkan, itu selalu menjadi yang paling penting."
Baca Juga: Ronald Koeman Masih Idamkan Gelandang Baru, 4 Nama Masuk Daftar Barcelona
"Klopp memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada orang-orang yang bekerja dengannya."
"Dia memberi semua orang perasaan bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dan semua orang di dalamnya memiliki kepentingan dalam tujuan bersama yang sama, baik itu pemain maupun staf pelatih."
"Bagi saya, Klopp seperti Johan Cruyff untuk Barcelona, dia menciptakan sesuatu yang melampaui tahun dan semoga tetap berlanjut."
"Liverpool yang lapar, percaya diri, dan tahu apa yang diinginkannya."
"Klopp berhasil memimpin dan membenahi klub, ini waktu yang indah untuk menjadi pendukung Liverpool," ujar Lijnders melanjutkan.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Liverpoolfc.com |
Komentar