BOLASPORT.COM - Apa yang menyebabkan Lionel Messi harus menggunakan topeng saat bermain?
Publik mengenal Lionel Messi sebagai legenda Barcelona.
Lalu pada musim panas 2021, setelah 17 tahun mengabdi untuk tim senior Blaugrana, sang superstar menghadapi 'perceraian' yang menyakitkan.
Messi terpaksa meninggalkan Camp Nou usai Barcelona tak dapat menyodorkan kontrak baru lantaran terganjal aturan gaji atau Financial Fair Play Liga Spanyol.
Pemilik enam Ballon d'Or itu pun memilih melanjutkan karier di Prancis bersama Paris Saint-Germain.
Baca Juga: Pelatih Timnas Argentina: Kita Sudah Lolos ke Piala Dunia Belum, Sih?
Namun, tulisan kali ini tak akan membahas kiprah Messi saat memikul status megabintang sepak bola, melainkan kisahnya semasa remaja.
Tarik mundur cerita ke belakang, sewaktu memperkuat skuad muda Barcelona, Messi pernah mengalami momen langka.
Kenapa disebut langka? Pasalnya, untuk kali pertama dia harus menggunakan topeng pelindung wajah dalam sebuah pertandingan.
Messi mengalami cedera tulang pipi sehingga harus memakai pelindung ketika Barcelona U-15 menghadapi Espanyol dalam final Copa Catalunya pada 4 Mei 2003.
El partidode la mascara, Pesta Topeng, demikian publik menjuluki laga tersebut.
Baca Juga: Messi Versi Tahun 2021, Kece bareng Argentina dan Memble di Klub
"Saya masih berumur 14 atau 15 tahun saat itu," kata Messi mengenang momen pertamanya bermain mengenakan topeng, seperti dikutip BolaSport.com dari FourFourTwo.
"Seminggu sebelum laga (final), saya disikut pemain lawan sehingga mengalami retak tulang pipi."
"Mereka mengirimkan topeng pelindung dan menyuruh saya menggunakannya sewaktu bermain," tutur Si Kutu menambahkan.
Messi tak betah berlari-lari di lapangan dengan benda menempel di mukanya.
Setelah hanya lima menit sejak kick-off, Messi melepaskan topeng pelindung tersebut.
Tindakan sang megabintang memang berbahaya karena berpotensi membuat cederanya semakin parah.
Ternyata, tanpa topeng, Messi justru menggila dengan menyumbang dua gol dalam kemenangan 4-1 Barcelona atas Espanyol.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Komentar